Cara Mengembangkan Konsep Diri Positif

Cara Mengembangkan Konsep Diri Positif

Memahami konsep diri yang positif akan membantu seseorang mengetahui dan menggali potensi diri demi mewujudkan masa depan yang lebih baik. Untuk itu terlebih dahulu harus memahami bagaimana cara mengembangkan konsep diri positif.

Self-concept sendiri terdiri dari beberapa komponen, yaitu bagaimana memandang diri sendiri atau self-image, seberapa berharganya diri atau self-esteem dan self-ideal atau seperti apa diri ini seharusnya.

Dengan memahami cara mengembangkan konsep diri positif maka akan membantu mengarahkan alur guna mencapai tujuan hidup. Sebab konsep diri positif membuat seseorang akan mampu dalam mengelola sikapnya menghadapi segala tantangan kehidupan.

Pengertian Konsep Diri

Konsep diri adalah sebuah kumpulan keyakinan serta perasaan seseorang terhadap keberadaan dirinya sendiri. Hal tersebut berkaitan erat dengan minat, bakat, kemampuan yang dimiliki, bahkan pada penampilan fisiknya.

Dengan paham akan konsep dirinya tersebut, maka seseorang akan memiliki sebuah perasaan yang kuat terhadap keyakinan mengenai dirinya. Perasaan tersebut dapat berupa perasaan positif ataupun negatif, senang atau tak senang, dan bangga atau tak bangga.

Tentu saja perasaan yang diharapkan tumbuh adalah perasaan positif, senang dan bangga terhadap keberadaan dirinya. Sebab, dengan tumbuhnya konsep diri yang positif maka dapat membantu mengoptimalkan kinerja fisik dan berani untuk keluar dari zona nyaman.

Sayangnya perkembangan konsep diri ini sangat terbatas, yaitu sejak bayi hingga mencapai puncaknya di usia remaja. Oleh karena itu penting sekali untuk tahu bagaimana cara mengembangkan konsep diri positif sejak dini. Membangun konsep diri positif pada anak.

Pentingnya Memahami Konsep Diri

Sebuah konsep diri akan membuat seseorang mengenali dirinya sendiri. Hal tersebut akan menjadi pengaruh utama dalam perilaku kehidupannya sehari-hari. Yang mana itu adalah dasar pijakan untuk meraih masa depan yang optimis.

Mengenal diri artinya mempelajari kualitas diri. Yang mana itu dapat menjadi langkah awal kesuksesan sebab dapat menjadi tolak ukur dalam meningkatkan mutu kehidupan seseorang.

Dengan tahu kemampuan dirinya maka seseorang akan berusaha meraih tahapan hidup yang lebih berkualitas. Menariknya hal itu tak hanya akan berpengaruh pada kualitas pergaulan dan interaksi dengan orang lain saja.

Akan tetapi juga akan menjadi arahan pengembangan diri dengan membuat perencanaan karir dan pengembangan pendidikannya.

Sekaligus menjadi arahan dalam memecahkan permasalahan pribadi dan sosial secara realistis dan adaptif dengan perubahan yang terjadi dalam kehidupan.

Komponen Konsep Diri

Berikut beberapa komponen diri yang penting dalam cara mengembangkan konsep diri positif:

1. Self-Ideal = Konsep Diri yang Ideal

Self-ideal adalah sebuah gambaran sosok yang ideal bagi seseorang. Gambaran ini dapat menjadi patokan akan atau ingin seperti apakah dirinya nanti.

Self-ideal ini bisa berasal dari banyak sumber. Bisa dari pribadi orang lain di lingkaran keluarga terdekat, kerabat, tetangga atau sanak saudara.

Atau bisa juga berasal dari orang lain yang tak dikenalnya sama sekali. Namun dari membaca biografinya, misalkan, terdapat kualitas diri yang menurutnya luar biasa untuk menjadi panutan langkah kedepannya.

Secara tidak sadar, semua ini akan mempengaruhi visi seseorang mengenai figur yang ingin ditiru, seperti keberanian, rasa cinta, ketabahan, kesabaran, ketekunan, integritas, atau karakter positif lainnya.

2. Self-Image = Citra Diri

Komponen konsep diri yang kedua adalah self-image, yaitu sebuah gambaran akan bagaimana seseorang dalam menilai dirinya sendiri. Hal tersebut termasuk pada cara berpikir dan bertindak.

Cita diri adalah bagaimana pendangan tentang diri sendiri, baik secara fisik maupun keseluruhan tentang diri sendiri, yang menggambarkan kualitas dan karakteristik diri.

Mendapatkan gambaran citra diri yang jelas sangat penting sebagai cara mengembangkan konsep diri positif. Seseorang dengan citra diri yang jelas akan lebih mudah merefleksikan citra dirinya dalam pola sikap dan perilaku dalam membangun hubungan dengan lingkungannya.

3. Self Esteem = Harga Diri

Komponen terakhir ini bersifat emosional serta merupakan komponen paling penting dalam menentukan sikap dan kepribadian seseorang. Harga diri akan ikut menentukan tindakan serta pemilihan cara hidup yang dilakukan seseorang.

Konsep diri yang baik berhubungan dengan harga diri apabila mampu menunjukkan keberadaannya dibutuhkan dan menjadi bagian yang dihormati oleh lingkungan sekitar.

Sehingga komponen konsep diri ini dimaknai sebagai tingkat penerimaan atau kesukaan seseorang terhadap dirinya sendiri. Harga diri menjadi kunci keberhasilan seseorang dalam menjalani hidup.

Harga diri yang tinggi merupakan dasar dari konsep diri positif, dan menjadi elemen penting dalam mencapai keberhasilan seseorang.

Contoh Konsep Diri Positif dan Negatif

Sebelum pembahasan cara mengembangkan konsep diri positif maka perlu dipahami terlebih dahulu macam-macam konsep diri dan contohnya. Secara umum, konsep diri dibedakan menjadi dua, yaitu konsep diri positif dan negatif.

1. Konsep Diri Positif

Konsep diri positif merupakan perasaan harga diri yang positif, yaitu menghargai dan menerima diri sendiri secara positif.

Konsep diri positif berupa penerimaan diri secara apa adanya, mampu mengevaluasi dirinya sendiri secara positif, dan dapat menerima orang lain.

Seseorang yang mempunyai konsep diri yang positif akan merancang tujuan-tujuan yang jelas dan sesuai dengan realitas, yang memiliki kemungkinan besar untuk dapat dicapai.

Memiliki pengetahuan yang luas, harga diri yang tinggi, mampu menghadapi kehidupan didepannya, dan menganggap hidup adalah suatu proses penemuan.

Contoh konsep diri positif adalah:

  • tidak lari dari masalah, dan percaya bahwa setiap masalah pasti memiliki jalan keluarnya;
  • yakin akan kemampuan dirinya dalam mengatasi berbagai masalah;
  • merasa setara dengan orang lain, tidak sombong, rendah hati;
  • selalu menghargai orang lain, tidak suka mencela atau meremehkan apapun dan siapapun;
  • mampu menerima pujian tanpa membanggakan diri dan/atau meremehkan orang lain;
  • memiliki kesadaran bahwa setiap orang memiliki berbagai perasaan, keinginan, dan perilaku yang mana tidak seluruhnya disetujui masyarakat; dan
  • mampu memperbaiki diri karena setiap orang sanggup mengungkapkan aspek kepribadian yang tidak disenangi dan berusaha mengubahnya.

2. Konsep Diri Negatif

Menurut Calhoun & Acocella (2009), terdapat dua tipe konsep diri negatif, yaitu:

Pertama, pandangan tentang diri sendiri yang tidak teratur, tidak memiliki perasaan kestabilan dan keutuhan diri.

Seseorang dengan konsep diri negatif tidak tahu siapa dirinya, apa kelemahan dan kelebihannya, maupun apa yang ia hargai dalam kehidupannya.

Kedua, pandangan tentang dirinya terlalu kaku, stabil, dan teratur sebagai akibat pola asuh yang terlalu keras dan kepatuhan yang terlalu kaku.

Seseorang menerapkan aturan yang terlalu keras dan kaku pada dirinya sendiri sehingga tidak dapat menerima sedikit saja penyimpangan dan perubahan dalam kehidupannya.

Contoh konsep diri negatif adalah:

  • peka terhadap kritik, tidak tahan dikritik, mudah marah atau naik pitam karena kritikan dianggap usaha untuk menjatuhkan harga dirinya;
  • cenderung menghindari dialog terbuka, dan bersikeras mempertahankan pendapatnya dengan berbagai logika, meskipun logika yang dipergunakannya keliru;
  • responsif terhadap pujian, menjunjung harga dirinya menjadi pusat perhatian, dan tidak dapat menyembunyikan antusiasmenya pada waktu menerima pujian;
  • bersikap hiperkritis, selalu mengeluh, mencela, dan/atau meremehkan apapun dan siapapun;
  • tidak bisa dan/atau tidak mau mengungkapkan penghargaan atau pengakuan terhadap kelebihan yang dimiliki orang lain;
  • merasa tidak diperhatikan, rendah diri, sehingga tidak bisa membangun kehangatan dan keakraban dalam hubungan;
  • informasi terbaru tentang dirinya akan menjadi sebuah kecemasan, atau ancaman terhadap dirinya sehingga bersikap konfrontatif secara verbal maupun fisik;
  • tidak mau mengakui kelemahannya, tidak akan menyalahkan diri sendiri, sebaliknya menganggap dirinya sebagai korban dari sistem sosial; dan
  • pesimis, merasa tidak berdaya dan enggan bersaing dengan orang lain dalam prestasi karena menganggap persaingan merugikan dirinya.

Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri

Cara mengembangkan konsep diri positif tidak bisa dilakukan secara cepat, memerlukan waktu yang relatif panjang seiring dengan bertambahnya pengetahuan dan penilaian seseorang tentang dirinya.

Pengetahuan dan penilaian ini dipengaruhi oleh banyak faktor. Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi konsep diri:

1. Pola Asuh Orang Tua

Orang tua adalah kontak sosial paling awal dan paling kuat dalam mempengaruhi dan membentuk kerangka dasar konsep diri seseorang.

Pola asuh orang tua menjadi salah satu faktor yang signifikan dalam membentuk konsep diri seseorang. Sikap positif orang tua terhadap anak akan menumbuhkan konsep pemikiran yang positif serta sikap menghargai diri sendiri.

Sebaliknya, sikap negatif orang tua pada anak dapat menimbulkan asumsi bahwa dirinya tidak cukup berharga untuk disayangi dan dihargai.

Untuk membangun konsep diri positif dibutuhkan pola asuh demokratis (authoritative parenting), yang memungkinkan anak tumbuh menjadi pribadi yang bahagia, percaya diri, pandai menyesuaikan diri, dan menghargai orang lain.

2. Respon Lingkungan Sosial

Cara membangun konsep diri positif dapat dilakukan melalui interaksi seseorang dengan lingkungan sosial, atau masyarakat. Sikap atau respon lingkungan sosial terhadap keberadaan seseorang akan mempengaruhi terhadap konsep dirinya.

Jika seseorang diterima, dihormati, dan disenangi orang lain atau lingkungan sosialnya maka cenderung bersikap menghormati dan menerima dirinya sendiri. Hal ini akan mengembangkan konsep diri positif.

Sebaliknya, bila orang lain meremehkan, menolak, dan menyalahkan dirinya maka seseorang cenderung tidak menyenangi dirinya, yang akan mendorong munculnya konsep diri negatif.

3. Kelompok Rujukan

Penerimaan dalam kelompok rujukan, seperti teman sebaya, dibutuhkan sebagai cara mengembangkan konsep diri positif. Sebaliknya, penolakan dan/atau dijauhi kelompok rujukan maka akan mengganggu konsep diri seseorang.

Selain itu, penerimaan dalam kelompok rujukan secara emosional akan berpengaruh pada pembentukan konsep diri positif, karena seseorang akan mengarahkan perilakunya sesuai norma kelompok, dan menyesuaikan dirinya dengan ciri-ciri kelompoknya.

Semakin banyak kelompok rujukan yang menganggap diri seseorang positif, maka semakin positif pula konsep diri seseorang.

4. Kelas Sosial

Di dalam masyarakat luas, terdapat kelompok-kelompok berdasarkan pada kelas sosial maupun suku bangsa tertentu, yang memiliki karakteristik konsep diri yang unik, berbeda antara satu dengan lainnya.

Pada kelas sosial atau suku bangsa tertentu yang minoritas, mereka memiliki kecenderungan karakteristik yang agresif, bersikap defensif terhadap kritik, dan mempunyai konsep diri yang rendah.

5. Pengaruh Usia dan Jenis Kelamin

Usia dan jenis kelamin menjadi faktor yang mempengaruhi proses atau dinamika konsep diri seseorang. Cara mengembangkan konsep diri positif seseorang.

Dalam banyak kasus, konsep diri seseorang dapat meningkat atau menurun sesuai kondisi dan/atau pemahaman yang dimiliki oleh orang tersebut sesuai dengan usia dan jenis kelamin.

Semakin bertambah usia maka peran yang dijalankan pun berbeda-beda. Pengalaman dan harapan yang berhubungan dengan peran yang berbeda sesuai dengan usia dan jenis kelamin akan mempengaruhi konsep diri seseorang.

Ketika peran tersebut dijalankan dengan baik, memperoleh pengakuan dan penghargaan dari orang lain maka akan mendorong konsep diri positif.

Sebaliknya, ketika peran tersebut tidak sesuai dengan harapan maka akan muncul kritik, jika kritik dilakukan secara berlebihan dapat mengakibatkan seseorang menjadi lemah dan rendah diri, yang akan berakhir pada konsep diri yang negatif.

Kiat Mengembangkan Konsep Diri Positif

Berikut ini beberapa langkah pada cara membangun konsep diri yang positif:

1. Mengenali dan Menerima Diri Sendiri

Cara mengembangkan konsep diri positif yang pertama adalah memahami semua kekuatan dan kelemahan yang ada pada diri sendiri. Sadarilah bahwa setiap orang pasti memiliki kelebihan dan kekurangan.

Fokus pada kekurangan dengan menjadikannya sebagai area pengembangan konsep diri yang lebih baik. Ini akan menjadi salah satu cara membangun konsep diri positif.

2. Membangun Keyakinan

Setelah mengenali dan menerima diri sendiri, tumbuhkanlah keyakinan pada diri jika memiliki kemampuan dalam mengatasi semua permasalahan kehidupan.

Seseorang dengan rasa percaya diri akan mampu untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Selain itu juga yakin jika setiap masalah pasti akan ada jalan keluarnya.

3. Menetapkan Tujuan yang Realistis

Cara mengembangkan konsep diri positif juga tak dapat lepas dari penetapan tujuan. Penetapan tujuan yang terlalu tinggi sehingga susah untuk meraihnya hanya akan menimbulkan rasa frustasi dan berujung pada memburuknya penilaian diri.

Untuk itu sejak awal, buatlah resolusi yang realistis dan mampu untuk meraihnya. Semakin realistis maka akan semakin tinggi nilai probabilitas untuk mencapainya.

4. Tak Beda Jauh Dengan Orang Lain

Hilangkan konsep rumput tetangga lebih hijau dari dalam diri. Meski terkadang kemampuan orang lain terlihat lebih tinggi, namun bangun keyakinan jika diri sendiri juga memiliki kelebihan layaknya milik orang lain.

5. Mengapresiasi Kemajuan dalam Diri

Jangan hanya fokus pada penetapan tujuan saja, namun buat juga daftar berbagai kegiatan atau aktivitas keberhasilan diri. Lantas berikanlah apresiasi pada diri sendiri ketika telah berhasil melaksanakan suatu tujuan.

6. Memperbaiki Kesalahan

Setelah menyelesaikan suatu aktivitas namun hasilnya tak seperti harapan, jangan berputus asa lalu mencela diri sendiri. Akan tetapi justru sebaliknya carilah apa kekurangan sehingga membuahkan kegagalan dan berusahalah untuk memperbaiki keadaannya.

Meski terkesan mudah, namun banyak pribadi yang belum menerapkan tindakan ini bagi dirinya sendiri. Padahal menanamkan keyakinan bahwa kesalahan yang terjadi merupakan hal wajar itu sangatlah penting agar rasa bersalah tak mengurung diri.

Selanjutnya mampukan diri untuk memperbaiki keadaan dengan berusaha mengubah aspek pribadi yang buruk penyebab kegagalan. Lakukan tahapan introspeksi ini secara berkesinambungan.

7. Menciptakan Lingkungan yang Mendukung

Cara mengembangkan konsep diri positif juga harus dengan menciptakan lingkungan yang mendukung. Tahapan yang satu ini sangat membutuhkan sikap proaktif dari dalam diri sendiri. Misalnya berani memblokir seseorang demi menjaga kesehatan mental diri.

8. Menerima Pujian

Budaya di masyarakat kita, menerima pujian membuat seseorang merasa malu. Meski ide awalnya agar tak terdapat celah kesombongan yang terjadi, akan tetapi penting untuk tak merasa malu menerima pujian.

Yang penting camkan pada diri agar tak menjadi sombong serta merasa lebih baik dari orang lain karena pujian tersebut.

9. Meningkatkan Kepekaan

Tumbuhkan pemikiran di dalam diri jika pada dasarnya setiap orang memiliki berbagai perasaan, keinginan serta perilaku yang kadang tak sejalan. Pahami juga bahwa setiap orang pasti memiliki masalahnya sendiri.

Oleh karena itu akan lebih baik bila mampu menumbuhkan kepekaan terhadap perasaan orang lain. Yang mana dengan begitu akan mampu untuk menghargai perasaan orang lain.

Dasar cara mengembangkan konsep diri positif adalah penerimaan diri. Konsep diri yang positif justru akan mampu untuk menerima segala hal baik dan buruk pada kualitas dirinya sendiri. Dengan penerimaan diri maka konsep & langkah akan lebih tertata menuju lebih baik.

Posting Komentar untuk "Cara Mengembangkan Konsep Diri Positif"