Efikasi Diri Akademik: Fungsi dan Cara Meningkatkannya
Self efficacy adalah keyakinan diri seseorang terhadap kemampuannya untuk menyelesaikan tugas atau menghadapi situasi tertentu. Efikasi diri mempunyai peran penting pada keberhasilan seseorang dalam pekerjaan maupun pendidikan.
Dalam dunia pendidikan, banyak contoh efikasi diri yang tinggi mampu menghantarkan seseorang meraih sukses, seperti Raeni, anak penarik becak asal Kendal yang mampu menjadi wisudawan terbaik di Universitas Negeri Semarang sampai meraih gelar Doktor dari Birmingham University, Inggris (suara.com).
Sebaliknya, banyak juga contoh kasus peserta didik drop-out bukan karena kemampuan intelektualnya, tetapi lebih karena efikasi diri akademik yang rendah sehingga tidak mampu mengatasi tantangan dan hambatan dalam proses pendidikan.
Karenanya, efikasi diri akademik penting bagi peserta didik agar dapat mengikuti seluruh proses pendidikan dengan optimal.
Apa itu Efikasi Diri Akademik?
Istilah efikasi diri, atau self efficacy, pertama kali diperkenalkan oleh Bandura (1997). Berdasarkan teori Bandura, efikasi diri adalah keyakinan individu terhadap kemampuannya dalam mengorganisasikan dan melaksanakan tindakan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Baron dan Byrne (2004), efikasi diri adalah keyakinan individu tentang kemampuan mereka untuk berhasil dalam situasi tertentu. Mereka membagi efikasi diri menjadi tiga dimensi;
- efikasi diri sosial;
- efikasi pengaturan diri; dan
- efikasi diri akademik.
Efikasi diri sosial adalah keyakinan individu tentang kemampuan mereka untuk berinteraksi secara efektif dengan orang lain dalam situasi sosial, yang mencakup kemampuan untuk membangun hubungan yang positif, berkomunikasi dengan baik, menyelesaikan konflik, dan mempengaruhi orang lain dengan cara yang positif.
Efikasi pengaturan diri adalah keyakinan individu tentang kemampuan mereka untuk mengatur perilaku, emosi, dan pikiran mereka untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai, yang mencakup kemampuan untuk mengendalikan impuls, memotivasi diri sendiri, memperbaiki kebiasaan buruk, dan mengevaluasi kinerja secara objektif.
Efikasi diri akademik adalah keyakinan individu tentang kemampuan mereka untuk berhasil dalam konteks akademik, seperti belajar, menguasai materi pelajaran, menguji kemampuan, dan menyelesaikan tugas dan proyek akademik.
Efikasi diri akademik mencakup keyakinan seseorang terhadap kemampuan mereka untuk menghadapi tantangan akademik dan memenuhi harapan yang diberikan oleh guru atau lingkungan akademik lainnya.
Dalam konteks akademik, efikasi diri berfokus pada keyakinan seseorang tentang kemampuan mereka untuk mencapai prestasi akademik yang tinggi, seperti mendapatkan nilai tinggi, meraih gelar, atau mencapai tujuan akademik lainnya.
Orang yang memiliki tingkat efikasi diri akademik yang tinggi cenderung lebih percaya diri dalam belajar dan mampu memotivasi diri sendiri untuk mencapai tujuan akademik yang ditetapkan.
Aspek Efikasi Diri Akademik
Aspek efikasi diri akademik merujuk pada keyakinan individu terhadap kemampuan dirinya dalam meraih prestasi akademik dan menyelesaikan tugas-tugas akademik dengan baik.
Beberapa aspek efikasi diri akademik yang penting meliputi:
1. Magnitude
Aspek magnitude berkaitan dengan tingkat kesulitan tugas yang dihadapi oleh individu. Peserta didik cenderung lebih memilih tingkat kesulitan tugas yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Peserta didik dengan efikasi diri yang tinggi akan mempunyai keyakinan yang tinggi terhadap kemampuannya dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas akademik.
Sebaliknya, peserta didik dengan efikasi diri akademik yang rendah akan memiliki keyakinan yang rendah pula terhadap kemampuan akademiknya.
2. Strenght
Strenght lebih menekankan pada tingkat kekuatan atau kemantapan peserta didik terhadap keyakinan yang dimilikinya dalam menyelesaikan tugas akademik.
Peserta didik dengan efikasi diri akademik yang tinggi memiliki kecenderungan tidak mudah menyerah, bekerja keras dan ulet dalam menyelesaikan tugas akademiknya walaupun menghadapi hambatan dan situasi di luar kebiasaan.
Sebaliknya, peserta didik dengan efikasi diri yang rendah akan mudah menyerah ketika terbentur pada masalah dalam meyelesaikan tugas akademiknya. Semakin tinggi tingkat kesulitan tugas, maka makin lemah keyakinannya dalam menyelesaikan tugas tersebut.
3. Generality
Aspek generality berkaitan dengan luas bidang tugas dengan keyakinan peserta didik untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut dengan tuntas dan baik. Aspek ini mencakup secara luas pada bidang tingkah laku dimana individu merasa yakin akan kemampuannya dalam melaksanakan tugas, mengatasi hambatan, dan menyelesaikannya.
Setiap individu memiliki keyakinan yang tidak sama, atau berbeda sesuai dengan jenis dan ruang lingkup tugas yang dihadapi. Ada individu yang penguasaannya meliputi beberapa bidang sekaligus, sementara individu yang lain mungkin hanya pada bidang tertentu saja.
Keyakinan ini juga menyangkut keberagaman aktivitas, kondisi, dan situasi tertentu. Bagi peserta didik dengan efikasi diri akademik yang tinggi, banyaknya tugas dan kondisi yang berbeda dari biasanya menjadi tantangan untuk diselesaikan karena mereka senang mencari situasi yang baru dan menambah pengalaman atau pengetahuan baru.
Sebaliknya, peserta didik dengan efikasi diri yang rendah akan mudah menyerah dan/atau mengeluh ketika dihadapkan pada banyak tugas secara bersamaan maupun pada kondisi yang berbeda dari biasanya.
Faktor yang Mempengaruhi Efikasi Diri Akademik
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi efikasi diri akademik peserta didik, antara lain:
1. Pengalaman belajar sebelumnya
Pengalaman belajar sebelumnya dapat mempengaruhi efikasi diri akademik peserta didik. Jika peserta didik telah mengalami keberhasilan dalam konteks akademik sebelumnya, maka mereka cenderung memiliki efikasi diri akademik yang tinggi.
Sebaliknya, jika peserta didik tidak mampu mengatasi tantangan akademik yang dihadapi sebelumnya, kondisi ini dapat menurunkan efikasi diri mereka.
2. Interaksi sosial
Interaksi sosial dengan guru, teman sekelas, atau orang tua dapat mempengaruhi efikasi diri akademik peserta didik. Misalnya, interaksi yang positif dan mendukung dapat meningkatkan efikasi diri, sementara interaksi yang negatif dan kritis dapat menurunkannya.
Jika peserta didik merasa dihargai dan diterima oleh teman sekelas dan kelompok studi mereka, hal ini dapat meningkatkan efikasi diri mereka. Sebaliknya, jika mereka merasa tidak diterima atau diabaikan oleh teman sekelas atau kelompok studi, hal ini dapat menurunkan efikasi diri mereka.
3. Dukungan sosial
Dukungan sosial dari keluarga, teman, atau guru dapat mempengaruhi efikasi diri akademik peserta didik. Dukungan sosial yang positif dan terus menerus dapat meningkatkan efikasi diri, sementara dukungan sosial yang kurang atau negatif dapat menurunkannya.
Dukungan positif dalam bentuk pujian, umpan balik yang konstruktif, dan dorongan untuk terus berkembang. Misalnya, memberikan pujian atas prestasi akademik atau memberikan umpan balik yang positif atas upaya belajar yang dilakukan peserta didik dapat meningkatkan efikasi diri akademik mereka.
Dukungan bisa juga diberikan saat peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran atau memberikan bantuan saat peserta didik mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik.
Sebaliknya, jika peserta didik kurang mendapatkan dukungan secara positif cenderung memiliki efikasi diri akademik yang rendah.
Dukungan sosial bisa berasal dari keluarga, guru, teman sekelas, tutor atau guru les/privat, maupun komunitas belajar atau klub belajar.
4. Harapan orang tua
Harapan orang tua terhadap prestasi akademik anak dapat mempengaruhi efikasi diri akademik peserta didik. Harapan yang tinggi dan realistis dapat meningkatkan efikasi diri, sementara harapan yang terlalu tinggi atau tidak realistis dapat menurunkannya.
Orang tua yang mengungkapkan keyakinan mereka pada kemampuan dan potensi anak mereka dapat memberikan dukungan dan dorongan yang dibutuhkan oleh anak-anak mereka untuk meraih prestasi akademik yang baik.
Peserta didik yang merasa didukung oleh orang tua mereka akan cenderung memiliki efeikasi diri akademik yang tinggi. Mereka merasa lebih percaya diri dan termotivasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sebaliknya, harapan orang tua yang tinggi yang tidak realistis atau tidak disesuaikan dengan kemampuan peserta didik dapat menurunkan efikasi diri akademik mereka.
Ketika peserta didik merasa bahwa harapan orang tua terlalu tinggi dan tidak dapat dicapai, mereka dapat merasa cemas, stres, dan kehilangan keyakinan pada kemampuan mereka untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini dapat menghambat perkembangan dan prestasi akademik mereka.
5. Model sosial
Model sosial atau orang-orang yang menjadi teladan bagi peserta didik dapat mempengaruhi efikasi diri akademik mereka. Jika mereka memiliki teladan yang sukses dalam konteks akademik, maka mereka cenderung memiliki efikasi diri akademik yang tinggi.
Ketika seseorang melihat orang lain yang memiliki kemampuan atau keterampilan yang diinginkan dan berhasil mengatasi tantangan atau mencapai tujuan, mereka dapat merasa termotivasi dan percaya diri dalam kemampuan mereka sendiri untuk melakukan hal yang sama. Hal ini disebut sebagai efek pengaruh sosial atau social influence effect.
Sebaliknya, jika seseorang melihat orang lain yang gagal atau tidak berhasil dalam mengatasi tantangan atau mencapai tujuan, mereka dapat merasa tidak percaya diri dan ragu-ragu dalam kemampuan mereka sendiri untuk melakukan hal yang sama. Hal ini disebut sebagai efek modeling yang buruk atau negative modeling effect.
6. Keterampilan belajar
Keterampilan belajar, seperti kemampuan membaca, menulis, dan berpikir kritis, dapat mempengaruhi efikasi diri akademik peserta didik. Jika peserta didik merasa bahwa mereka memiliki keterampilan belajar yang cukup, maka mereka cenderung memiliki efikasi diri akademik yang tinggi.
Sebaliknya, jika seseorang merasa bahwa keterampilan belajarnya buruk, mereka cenderung memiliki tingkat efikasi diri akademik yang rendah. Hal ini dapat menghambat kemampuan mereka untuk belajar dengan efektif dan mencapai tujuan akademik yang diinginkan.
7. Kondisi lingkungan belajar
Kondisi lingkungan belajar yang mendukung dapat mencakup hal-hal seperti fasilitas yang memadai, lingkungan yang aman dan nyaman, dukungan sosial dari teman sebaya atau keluarga, dan keterlibatan yang aktif dari guru atau mentor.
Semua faktor ini dapat membantu peserta didik merasa lebih termotivasi dan percaya diri dalam kemampuan mereka untuk belajar dan mencapai tujuan akademik yang diinginkan. Kondisi ini dapat meningkatkan efikasi diri akademik mereka.
Sebaliknya, lingkungan belajar yang tidak mendukung dapat menyebabkan seseorang merasa kurang termotivasi dan tidak percaya diri dalam kemampuan mereka untuk belajar dan mencapai tujuan akademik yang diinginkan.
8. Kemampuan diri
Kemampuan diri, seperti keterampilan belajar dan kognitif, juga dapat mempengaruhi efikasi diri akademik. Peserta didik yang memiliki kemampuan diri yang tinggi cenderung memiliki tingkat efikasi diri akademik yang tinggi pula. Mereka merasa percaya diri dalam menghadapi tugas atau tantangan akademik dan merasa mampu mengatasinya dengan baik.
Sebaliknya, individu yang merasa bahwa kemampuan dirinya rendah cenderung memiliki tingkat efikasi diri akademik yang rendah juga. Mereka merasa tidak percaya diri dalam menghadapi tugas atau tantangan akademik dan merasa sulit untuk mengatasi masalah atau tugas yang dihadapi.
Fungsi Efikasi Diri Akademik bagi Peserta Didik
Efikasi diri akademik memiliki beberapa fungsi penting dalam konteks pendidikan dan pengembangan individu. Berikut adalah beberapa fungsi utama dari efikasi diri akademik:
1. Meningkatkan motivasi belajar
Peserta didik yang memiliki efikasi diri akademik yang tinggi cenderung lebih termotivasi untuk belajar. Mereka percaya bahwa mereka dapat berhasil dalam konteks akademik dan merasa senang dalam mencoba hal-hal baru.
2. Meningkatkan kepercayaan diri
Efikasi diri akademik yang tinggi dapat meningkatkan kepercayaan diri peserta didik dalam kemampuan mereka. Hal ini membantu mereka menghadapi tantangan dan kesulitan dengan lebih baik, serta mengambil risiko dalam belajar dan mengeksplorasi minat mereka.
3. Meningkatkan kinerja akademik
Peserta didik yang memiliki efikasi diri akademik yang tinggi cenderung mencapai kinerja akademik yang lebih tinggi. Hal ini dapat membuka peluang bagi mereka untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan mereka lebih lanjut.
4. Meningkatkan ketahanan mental
Efikasi diri akademik yang tinggi dapat membantu peserta didik untuk mengatasi stres dan tekanan akademik. Peserta didik yang merasa percaya diri tentang kemampuan mereka untuk menghadapi tantangan akademik cenderung memiliki ketahanan mental yang lebih baik.
5. Meningkatkan kemampuan belajar dan berpikir kritis
Peserta didik yang memiliki efikasi diri akademik yang tinggi cenderung lebih mampu menguasai materi pelajaran dan mengembangkan keterampilan belajar dan berpikir kritis. Mereka juga cenderung lebih mampu memecahkan masalah akademik dan mengambil keputusan yang tepat.
6. Meningkatkan pengembangan diri
Efikasi diri akademik yang tinggi dapat membantu peserta didik untuk mencapai tujuan akademik dan pengembangan diri yang lebih besar. Hal ini dapat berdampak pada pengembangan keterampilan sosial dan kepercayaan diri, serta membuka peluang untuk karir yang lebih baik di masa depan.
7. Mengurangi resiko drop-out
Peserta didik yang memiliki efikasi diri akademik yang tinggi cenderung memiliki minat dan motivasi yang lebih besar untuk tetap tinggal di sekolah dan menyelesaikan pendidikan mereka.
Efikasi diri akademik yang tinggi ini dapat membantu mengurangi risiko drop-out dan meningkatkan kemungkinan untuk mencapai kesuksesan akademik dan profesional di masa depan.
Cara Meningkatkan Efikasi Diri Akademik Peserta Didik
Terdapat beberapa cara yang dapat meningkatkan efikasi diri akademik peserta didik, antara lain:
1. Menetapkan tujuan yang spesifik dan terukur
Peserta didik perlu menetapkan tujuan yang jelas dan spesifik dalam hal apa yang ingin dicapai dalam studinya. Tujuan yang jelas dapat membantu meningkatkan fokus dan motivasi peserta didik dalam belajar.
Peserta didik perlu menetapkan tujuan yang spesifik dan terukur dalam belajar, seperti target nilai atau prestasi akademik tertentu yang ingin dicapai.
2. Membuat jadwal belajar yang efektif
Peserta didik perlu mengelola waktu dengan baik, dengan cara mengurangi kegiatan yang tidak produktif dan memprioritaskan kegiatan yang penting.
Peserta didik perlu membuat jadwal belajar yang efektif, yang mencakup waktu untuk belajar, waktu istirahat, dan waktu untuk aktivitas di luar sekolah.
Dengan menjadwalkan waktu belajar, mereka dapat menghindari prokrastinasi dan meningkatkan efisiensi belajar.
3. Mengembangkan kepercayaan diri
Peserta didik perlu mengembangkan rasa percaya diri dalam belajar, dengan cara mengetahui kelebihan dan kelemahan diri, serta fokus pada kemampuan dan prestasi yang telah dicapai.
Peserta didik perlu membangun kepercayaan diri mereka dengan mengakui keberhasilan mereka dan mengambil tanggung jawab atas kegagalan mereka. Mereka juga perlu mengevaluasi kemampuan mereka secara objektif dan realistis.
4. Mempertahankan motivasi
Cara meningkatkan efikasi diri akademik dapat dilakukan dengan selalu mempertahankan motivasi belajar, dengan cara:
- Menetapkan tujuan dan prioritas,
- menemukan inspirasi atau sumber motivasi baru,
- berkolaborasi dengan orang lain,
- memperoleh umpan balik positif,
- self reward,
- mencari dukungan dari teman dan keluarga
- dll.
5. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan akademik
Berpartisipasi aktif dalam kegiatan di sekolah bisa menjadi salah satu cara meningkatkan efikasi diri akademik, seperti kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, maupun ekstrakurikuler.
Peserta didik dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan di sekolah sesuai bakat dan minatnya, seperti OSIS, diskusi kelompok, proyek kelompok, olah raga maupun seni.
6. Membuat hubungan yang baik dengan guru
Efikasi diri akademik dapat ditingkatkan melalui hubungan yang baik dengan guru, dengan cara:
- menghormati guru,
- berkomunikasi secara terbuka,
- bertanggungjwab terhadap tugas,
- berpartisipasi aktif dalam kelas,
- menunjukkan minat terhadap pelajaran,
- terbuka terhadap kritik,
- meminta bantuan jika mengalami kesulitan dalam pelajaran,
- dll.
7. Mencari dukungan dari orang lain
Peserta didik perlu mencari dukungan dari orang lain, seperti guru, tentor, teman sekelas, atau keluarga, yang dapat memberikan motivasi, dukungan emosional, atau bantuan praktis dalam belajar.
Dukungan positif dari orang-orang disekitarnya dapat membantu peserta didik mengembankan efikasi diri akademik mereka.
8. Menggunakan teknik belajar yang efektif
Peserta didik perlu menggunakan teknik belajar yang efektif, seperti membaca dengan aktif, membuat catatan, membuat ringkasan, mengulang kembali informasi yang dipelajari, berdiskusi, menggunakan visualisasi (diagram, peta konsep, ilustrasi, maupun menggunakan sumber belajar yag berbeda.
9. Berlatih dan melakukan refleksi
Peserta didik perlu berlatih secara konsisten dan melakukan refleksi atas kemampuan mereka. Dengan berlatih dan melakukan refelksi diri, mereka dapat meningkatkan kemampuan mereka dan memperbaiki kesalahan mereka.
Berikut ini adalah contoh refleksi pelajaran:
- Apa yang saya pelajari hari ini?
- Apa yang saya temukan menarik atau menantang?
- Apa yang telah saya lakukan dengan baik dan perlu dipertahankan?
- Apa yang perlu saya perbaiki atau tingkatkan dalam pembelajaran saya?
- Apakah saya mengikuti instruksi dengan baik dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia?
- Bagaimana saya dapat menerapkan pembelajaran ini dalam kehidupan sehari-hari saya?
- Apakah ada masalah atau hambatan yang saya hadapi selama pembelajaran ini? Dan bagaimana saya mengatasinya?
- Bagaimana saya bisa lebih aktif dalam mengambil bagian dalam pembelajaran selanjutnya?
- Apakah ada pertanyaan atau topik yang saya perlu eksplorasi lebih lanjut?
- Apa yang akan saya lakukan berikutnya untuk memastikan bahwa saya menguasai materi yang telah diajarkan?
10. Mengikuti pelatihan keterampilan belajar
Peserta didik dapat mengikuti pelatihan keterampilan belajar untuk meningkatkan efektivitas belajar mereka. Pelatihan ini dapat membantu mereka mengembangkan keterampilan seperti:
- membaca cepat,
- mengorganisir informasi,
- mengingat informasi,
- berfikir kritis dan kreatif,
- belajar mandiri,
- memecahkan masalah secara efektif,
- dll.
11. Mengatasi hambatan belajar
Peserta didik perlu mengatasi hambatan belajar seperti kurang motivasi dan minat, kurang fokus, ketakutan, kecemasan, stres dalam belajar, lingkungan belajar yang tidak kondusif, dll.
Hambatan dalam belajar dapat diatasi melalui strategi seperti mencari inspirasi baru, fokus dan hindari gangguan, temukan metode belajar yang tepat, relaksasi, berbicara dengan seseorang yang dapat membantu, dll.
Jika peserta didik mengalami kesulitan dalam meningkatkan efikasi diri akademik, pertimbangkan untuk mencari bantuan profesional seperti konseling atau terapi untuk membantu mengatasi hambatan yang mungkin ada.
Penutup
Pengembangan aspek efikasi diri akademik yang kuat penting untuk membantu peserta didik meraih prestasi akademik yang lebih tinggi dan mengembangkan kemampuan diri yang lebih baik. Mencapai potensi tertinggi, meraih kesuksesan, dan meningkatkan kualitas hidup mereka secara keseluruhan.
Aspek efikasi diri akademik yang kuat dapat membantu peserta didik memperoleh keyakinan dalam kemampuan mereka untuk memahami materi, menyelesaikan tugas, berprestasi, beradaptasi dengan situasi baru, dan berkomunikasi dengan baik.
Penting bagi guru dan orang tua untuk memberikan dukungan dan penguatan positif kepada peserta didik dalam rangka membantu mereka mengembangkan aspek efikasi diri akademik yang kuat.
Dukungan dan penguatan dapat dilakukan dengan memberikan umpan balik positif terhadap prestasi peserta didik, memberikan tantangan yang sesuai dengan kemampuan peserta didik, serta membantu peserta didik mengembangkan strategi belajar yang efektif dan membangun percaya diri.
Posting Komentar untuk "Efikasi Diri Akademik: Fungsi dan Cara Meningkatkannya"
Posting Komentar