Prokrastinasi Akademik, Dampak dan Cara Mengatasinya

Prokrastinasi Akademik

Apakah Anda sering menunda menyelesaikan pekerjaan? Jika Ya, bisa jadi Anda sedang mengalami gangguan perilaku prokrastinasi.

Macam-macam prokrastinasi sering dijumpai di lingkungan sekitar kita, di rumah, di kantor, maupun dalam dunia pendidikan yang sering disebut dengan istilah prokrastinasi akademik.

Prokrastinasi telah menjadi kebiasaan di dalam masyarakat, sehingga perilaku ini menjadi penyakit pada masyarakat modern.

Banyak penyebab prokrastinasi, apabila kita tidak mampu mengatasinya, prokrastinasi akan memberikan dampak buruk bagi Anda. Menghambat kemajuan Anda dalam studi maupun pilihan karir yang sudah direncanakan.

Apa itu Prokrastinasi?

Prokrastinasi berasal dari kata procrastinate, artinya menunda untuk melakukan sesuatu sampai waktu atau hari berikutnya.

Prokrastinasi merupakan suatu perilaku spesifik yang meliputi;

  • Terdapat unsur penundaan, baik menunda untuk memulai maupun menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan.
  • Melibatkan tugas yang penting untuk dikerjakan, seperti pekerjaan kantor, rumah tangga, maupun tugas akademik.
  • Menghasilkan sebab-akibat lain yang lebih jauh, seperti keterlambatan menyelesaikan maupun kegagalan dalam mengerjakan tugas.
  • Menghasilkan keadaan emosional yang tidak menyenangkan, seperti perasaan cemas, rasa bersalah, marah, dll.

Jadi, pengertian prokrastinasi adalah perilaku penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan suatu tugas penting yang mengakibatkan keterlambatan maupun kegagalan dalam mengerjakan tugas, yang berakibat timbulnya kecemasan.

Individu yang memiliki kecenderungan kronis untuk menunda-nunda menyelesaikan suatu tugas, menghindar melakukan suatu tugas sampai besok hari, atau sampai batas waktu yang tidak ditentukan, dapat dipandang sebagai prokrastinator.

Jenis-Jenis Prokrastinasi

Berdasarkan jenis tugasnya, prokrastinasi dibagi menjadi dua macam; (1) prokrastinasi akademik; dan (2) prokrastinasi non-akademik.

Prokrastinasi akademik adalah jenis penundaan yang berhubungan dengan tugas-tugas akademik. Sedangkan prokrastinasi non-akademik adalah penundaan yang berhubungan dengan tugas-tugas di lingkungan kerja, maupun rumah tangga.

Selain itu, para ahli juga mengelompokkan prokrastinasi berdasarkan alasan dan tujuan penundaan menjadi dua macam, yaitu (1) passive procrastination, dan (2) active procrastination.

1. Passive Procrastination

Passive procrastination atau prokrastinasi pasif merujuk pada ketidaksengajaan prokrastinator melakukan penundaan dalam mengerjakan tugas.

Ada dua bentuk passive procrastination; terkait dengan keputusan (decisional procrastination), dan berupa tindakan menghindar (avoidance procrastination).

Decisional procrastination merupakan suatu penundaan dalam mengambil keputusan. Bentuk prokrastinasi ini yang mendorong penundaan untuk memulai melakukan suatu tugas, karena mempersepsikan tugas sebagai beban, sesuatu yang membuatnya tertekan.

Penundaan pengambilan keputusan ini terjadi akibat kegagalan dalam mengidentifikasi tugas, yang kemudian menimbulkan konflik dalam dirinya sehingga tidak mampu mengambil keputusan dengan cepat dan bertindak dengan segera.

Kondisi ini mendorong lebih jauh munculnya avoidance procrastination, perilaku menghindari tugas yang dirasa tidak menyenangkan, sulit dilakukan, atau tugas yang menantang.

Avoidance procrastination dilakukan untuk menghindari kegagalan, takut gagal, yang akan memberikan penilaian negatif. Kondisi ini juga terkait dengan self presentation dan perilaku impulsif.

Passive procrastination, disebut juga dengan istilah disfuctional procrastination, merupakan penundaan yang tidak bertujuan, berakibat buruk, dan sering menimbulkan masalah.

2. Active Procrastination

Active procrastination atau prokrastinasi aktif adalah penundaan mengerjakan tugas yang bertujuan untuk mengumpulkan atau memperoleh informasi yang lebih banyak, lengkap, dan akurat.

Prokrastinasi aktif merupakan penundaan yang dilakukan secara sengaja untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

Selain untuk mendapatkan hasil yang maksimal, prokrastinator aktif sengaja menunda menyelesaikan tugas dikarenakan menfokuskan perhatiannya pada tugas lain yang lebih penting.

Active procrastination, atau functional procrastination, merupakan penundaan dengan alasan dan tujuan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Prokrastinator aktif mampu mengatur diri dan menentukan skala prioritas penyelesaian tugas secara efektif.

Faktor Penyebab Prokrastinasi

Secara umum, penyebab prokrastinasi dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.

1. Faktor Internal

Faktor internal merupakan penyebab prokrastinasi yang berasal dari dalam diri Individu, yaitu kondisi fisiologis dan psikologis.

a. Kondisi fisiologis

Kondisi fisiologis merujuk pada kondisi fisik dan kesehatan individu yang menyebabkan prokrastinasi.

Kondisi fisik yang tidak prima, seperti gangguan kesehatan atau kelelahan, memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk melakukan prokrastinasi.

Pada kasus tertentu, penyebab prokrastinasi mengarah pada peran korteks prefrontal. Area otak eksekutif yang memiliki fungsi perencanaan, kontrol impulsif, dan perhatian.

Kerusakan atau aktivasi yang rendah pada korteks prefrontal mengurangi kemampuan individu untuk menyaring rangsangan yang mengganggu area otak lainnya. Menghasilkan pengorganisasian perilaku yang lebih sedikit, kehilangan perhatian, yang pada akhirnya menyebabkan perilaku prokrastinasi.

b. Kondisi psikologis

Individu yang memiliki tingkat kecemasan yang tinggi, kontrol diri dan kemampuan adaptasi yang rendah dapat menjadi pemicu perilaku prokrastinasi.

Tinggi rendahnya motivasi yang dimiliki seseorang juga akan mempengaruhi dan mendorong munculnya perilaku prokrastinasi.

2. Faktor Eksternal

Prokastinasi bisa diakibatkan faktor dari luar individu, seperti pola asuh orang tua, lingkungan, dan overload task.

a. Pola asuh orang tua

Perilaku prokrastinasi dapat dipengaruhi oleh bagaimana pola asuh yang dilakukan orang tua saat masih anak-anak.

Pola asuh orang tua otoriter dengan gaya pengasuhan yang cenderung keras, tidak mendukung anak, kaku, mendorong munculnya masalah perilaku prokrastinasi.

Sebaliknya, pola asuh otoritatif yang ditandai dengan hubungan yang hangat, terstruktur jelas, dan dukungan untuk mandiri, mendorong anak mengembangkan kemampuan pengaturan diri sehingga cenderung tidak menimbulkan masalah prokrastinasi.

b. Faktor lingkungan

Kondisi lingkungan dengan pengawasan yang lemah, rendah, lebih banyak berperan pada perilaku prokrastinasi dibandingkan dengan lingkungan dengan pengawasan yang ketat, tinggi.

Selain pengawasan, kondisi lingkungan yang tidak menerapkan punishment dan reward terhadap keterlambatan penyelesaian tugas juga berperan besar terhadap prokrastinasi.

c. Overload task

Penyebab prokrastinasi berikutnya adalah overload task, banyaknya tugas yang menuntut penyelesaian pada waktu yang hampir bersamaan.

Dengan banyaknya tugas, individu yang tidak mampu mengatur diri dan membuat skala prioritas cenderung akan menjadi prokrastinator.

Selain itu, banyaknya tugas yang harus dikerjakan tentu saja menguras pikiran dan tenaga. Menimbulkan kelelahan yang berujung pada prokrastinasi.

Prokrastinasi Akademik

Prokrastinasi akademik adalah perilaku menunda-nunda pekerjaan atau mengulur waktu mengerjakan tugas yang berhubungan dengan kegiatan akademik.

Prokrastinasi akademik merupakan kegagalan dalam mengerjakan tugas sesuai waktu yang ditetapkan, menunda mengerjakan tugas yang diberikan, maupun mengerjakan tugas sampai saat-saat terakhir.

Prokrastinator dengan sengaja menunda, atau bahkan menghindari tugas akademik yang diberikan kepadanya meskipun dia tahu perilaku tersebut berpengaruh buruk terhadap studinya untuk saat ini, maupun hari esok.

Indikator Prokrastinasi Akademik

Indikator pelajar atau mahasiswa yang memiliki perilaku prokrastinasi akademik ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1. Gagal menepati deadline

Prokrastinator memiliki kecenderungan gagal menepati tenggat waktu. Mereka tahu bahwa tugas harus diselesaikan sesuai dengan waktu yang ditentukan, tetapi mereka memilih untuk menundanya.

Akibatnya, prokrastinator gagal memprediksi waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan, atau menyelesaikan tugas sesuai dengan deadline yang ditentukan.

2. Kelambanan dalam mengerjakan tugas

Ciri prokrastinasi akademik berikutnya adalah kelambanan, dalam arti lamban dalam bekerja. Prokrastinator membutuhkan waktu lebih lama dalam menyelesaikan tugas dibandingkan waktu yang dibutuhkan pada umumnya.

Prokrastinator menghabiskan waktu lebih lama untuk mempersiapkan diri, melakukan hal-hal yang tidak dibutuhkan dalam penyelesaian tugas tanpa memperhitungkan keterbatasan waktu yang dimiliki.

3. Kesenjangan antara rencana dengan tindakan nyata

Indikator prokrastinasi akademik juga ditandai dengan adanya ketidaksesuaian antara rencana, niat, dengan tindakan.

Prokrastinator bisa jadi sudah merencanakan waktu untuk mengerjakan tugas, tetapi saat waktu yang direncanakan tiba, mereka tidak melakukan apa yang sudah direncanakan sehingga menyebabkan keterlambatan, atau kegagalan dalam menyelesaikan tugas.

4. Kecemasan menghadapi tugas

Prokrastinasi ditandai juga dengan perasaan cemas yang muncul sebagai akibat dari kekhawatiran menghadapi tugas-tugas akademik.

Perasaan khawatir yang berlebihan mengakibatkan penundaan, terlambat memulai, bahkan menghindari tugas-tugas tersebut.

Pada akhirnya, tugas-tugas akademik menjadi terlantar, bahkan gagal diselesaikan.

5. Keraguan terhadap kemampuan diri

Prokrastinasi tidak berhubungan dengan kemampuan kognitif, namun demikian, keraguan terhadap kemampuan dirinya bisa menyebabkan seseorang menunda-nunda menyelesaikan tugas.

Keraguan ini dapat mengakibatkan perasaan takut gagal, yang membuat mereka takut untuk memulai sehingga menjadi terlambat, atau bahkan kegagalan dalam menyelesaikan tugas.

6. Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada mengerjakan tugas

Prokrastinator dengan sengaja tidak segera mengerjakan tugas, lebih memilih melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan.

Contoh perilaku prokrastinasi ini misalnya, prokrastinator lebih memilih menghabiskan waktu dengan nonton, jalan-jalan, atau ngobrol dibandingkan segera menyelesaikan tugas.

Penyebab Prokrastinasi Akademik

Secara umum penyebab prokrastinasi dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Secara khusus prokrastinasi akademik dipengaruhi oleh,

1. Buruknya pengelolaan waktu

Prokrastinasi disebabkan oleh manajemen waktu yang buruk. Prokrastinator tidak bisa mengelola waktu secara bijaksana. Buruk dalam mengelola waktu.

Prokrastinator menunda mengerjakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya karena tidak bisa membagi waktu, akibatnya tidak ada prioritas dan tujuan yang jelas.

2. Kesulitan konsentrasi

Prokrastinasi akademik juga disebabkan oleh kesulitan prokrastinator dalam memfokuskan diri, konsentrasi dalam mengerjakan tugas.

Kesulitan konsentrasi mengakibatkan fisik dan psikhis prokrastinator tidak fokus pada tugas, justru memikirkan hal-hal lain di luar tugas yang harus dikerjakan. Contohnya, melamun, bermain media sosial, menonton youtube, dll.

3. Kepercayaan yang irasional

Takut gagal sebelum mencoba melakukan merupakan kepercayaan irasional yang paling menonjol sebagai penyebab prokrastinasi akademik.

Takut tidak mampu menyelesaikan, takut hasilnya jelek, dll. menyebabkan prokrastinator takut untuk memulai, atau berhenti mengerjakan tugas.

4. Kebosanan terhadap tugas

Kebosanan bisa menjadi penyebab prokrastinasi akademik. Tugas yang menumpuk bisa mengakibatkan jenuh, bosan.

Tugas yang menumpuk bisa jadi akibat dari perilaku prokrastinasi. Ini seperti lingkaran setan, seperti pertanyaan, duluan mana ayam sama telur?

5. Sulit mengambil keputusan

Prokrastinasi juga disebabkan oleh ketidakmampuan prokrastinator dalam mengambil keputusan tugas mana yang akan diselesaikan terlebih dahulu, manakala banyak tugas akademik yang harus diselesaikan.

Alih-alih aktif mencari solusi, kesulitan ini mendorong prokrastinator melakukan kegiatan lain yang menyenangkan tapi tidak bermanfaat, sebagai bentuk pelarian dari ketidakmampuannya mengambil keputusan.

6. Kurang asertif

Kurang asertif berhubungan dengan sikap pasif prokrastinator. Mereka tidak mau meminta bantuan kepada orang lain saat mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas.

Akibatnya, tugas terbengkelai atau diselesaikan mendekati tenggat waktu dengan hasil yang kurang maksimal.

7. Menginginkan sesuatu yang perfect

Prokrastinasi akademik bisa juga disebabkan sifat perfeksionis prokrastinator, mereka menetapkan standar yang tinggi, atau hasil yang sempurna.

Prokrastinator melakukan penundaan dengan harapan dapat memperoleh waktu yang lebih untuk melengkapi dan menyelesaikan tugas akademik dengan hasil sempurna.

Dampak Prokrastinasi Akademik

Perilaku prokrastinasi akademik jika dibiarkan berlarut akan memberikan dampak negatif, berupa stresor akademik. Reaksi terhadap stresor ini dapat berupa;

1. Pemikiran

Dampak prokrastinasi akademik dapat berupa respon yang muncul dari pemikiran. Pada kondisi ini, pelajar atau mahasiswa prokrastinator akan mengalami gangguan seperti berikut;

  • kehilangan kepercayaan diri
  • takut gagal
  • sulit berkonsentrasi
  • cemas akan masa depan
  • melupakan sesuatu
  • berfikir negatif
  • tidak memiliki prioritas hidup

2. Perilaku

Stresor akademik juga berdampak pada respon dalam bentuk perilaku, seperti;

  • bersikap agresif
  • membolos untuk menghindari tugas
  • berbohong untuk menutupi kesalahan
  • terjerumus pada penggunaan ob4t-0batan terlarang

3. Reaksi fisik

Dampak stresor akademik akibat prokrastinasi dapat berupa respon yang muncul dari reaksi tubuh, seperti;

  • telapak tangan berkeringat
  • detak jantung meningkat
  • mulut kering
  • merasa lelah
  • sakit kepala
  • sakit perut, mual
  • rentan terserang penyakit

4. Perasaan

Dampak stresor akademik bisa muncul berupa respon perasaan, emosi. Pelajar atau mahasiswa yang berperilaku prokrastinasi sering mengalami gangguan,

  • kecemasan
  • mudah marah
  • murung
  • merasa diabaikan
  • merasa takut

Cara Mengatasi Prokrastinasi Akademik

Perilaku proskratinasi akademik dapat dicegah dan diatasi dengan langkah berikut,

1. Menentukan tujuan secara jelas

Cara mengatasi prokrastinasi akademik yang pertama adalah memahami dengan jelas tujuan dari tugas yang akan dikerjakan.

Tujuan menjadi panduan dalam mengerjakan tugas. Jangan takut bertanya pada guru atau dosen jika belum jelas terhadap tujuan dari tugas yang diberikan.

Kejelasan tujuan akan mendorong pemahaman terhadap tugas, sehingga bisa menentukan strategi yang paling efektif untuk menyelesaikan tugas.

Ketidakpahaman terhadap tugas akademik menimbulkan keraguan, yang bisa berakibat pada penundaan pengerjaan tugas, atau bahkan kegagalan dalam menyelesaikan tugas.

2. Menyederhanakan perkerjaan yang besar atau kompleks

Seringkali pelajar atau mahasiswa prokrastinasi mempersepsikan tugas sebagai pekerjaan yang berat, sulit, sangat banyak, dll.

Persepsi ini berdampak secara psikologis, yaitu merasa tidak berdaya untuk mengerjakan tugas, dampaknya mereka akan memilih menunda atau menghindar untuk mengerjakan tugas akademik tersebut.

Tugas yang besar dan kompleks dapat disederhanakan dengan mengerjakannya step by step, sedikit demi sedikit, diubah menjadi tugas yang lebih sederhana, lebih kecil, sehingga menjadi terasa ringan, lebih mudah dikerjakan.

3. Melakukan evaluasi diri

Prokrastinasi akademik dapat diatasi dengan selalu mengevaluasi diri. Menentukan batas waktu sendiri untuk suatu tugas, dan memperhatikan kegiatan-kegiatan yang dapat menjadi alasan untuk melakukan prokrastinasi.

Sikap meremehkan tugas kadangkala menghinggapi pelajar atau mahasiswa saat mendapatkan tugas yang mudah, bukannya segera menyelesaikan tapi lebih memilih menundanya dengan melakukan aktivitas lain yang tidak ada kaitannya dengan tugas.

Akibatnya, karena terlena dengan aktivitas lain yang lebih menyenangkan, tanpa terasa batas waktu sudah di depan mata, kehabisan waktu, tugas diselesaikan dengan terburu-buru sehingga hasilnya tidak maksimal.

4. Bersikap realistik

Hindari harapan yang berada di luar jangkauan (unrealistic). Tidak ada manusia yang sempurna, baik secara pribadi maupun hasil karya, pekerjaan.

Masa studi di sekolah maupun di perguruan tinggi merupakan masa-masa belajar, proses menuju ke arah yang lebih baik, sehingga tidak perlu merasa rendah diri dengan hasil karya sendiri.

Proses belajar dilalui, salah satunya dengan memenuhi tugas-tugas akademik, artinya pelajar atau mahasiswa bisa belajar dari karya-karyanya, secara realistis melihat hasilnya sebagai upaya yang terbaik.

Kalaupun hasilnya belum maksimal, masih ada waktu untuk memperbaiki. Masih ada kesempatan untuk mengembangkan diri, berubah mejadi lebih baik.

5. Manajemen waktu

Tidak bisa dipungkiri, manusia butuh hiburan, kesenangan. Namun demikian, kebutuhan manusia bukan sekedar untuk bersenang-senang. Ada tugas lain yang harus ditunaikan, salah satunya adalah tugas akademik.

Cara mengatasi prokrastinasi akademik yang paling efektif adalah dengan mengelola waktu, dengan merencanakan dan mengatur prioritas kegiatan. Atur skala prioritas tugas-tugas yang harus diselesaikan, dan kerjakan dengan segera.

Jangan biarkan hidup dikuasai oleh kegiatan-kegiatan yang mendesak. Jika menunggu menyelesaikan tugas sampai batas waktu, mendesak, bisa membuat stres.

6. Reward dan punishment

Tugas yang banyak, biasanya akan membuat kondisi fisik dan psikhis menjadi tegang. Dalam kondisi ini ada kecenderungan memilih solusi instan dengan memilih melakukan penundaan, prokrastinasi.

Cobalah memberikan reward pada diri sendiri ketika berhasil menyelesaikan tugas sesuai target, seperti bersantai sejenak dengan menyalurkan hobi.

Sebaliknya, lakukan punishment jika gagal mencapai tujuan, atau target yang sudah ditetapkan. Misalnya, membatalkan acara nonton, atau jalan bareng teman untuk mengganti waktu yang terbuang karena gagal mencapai target.

7. Bersikap positif

Bersikap positif akan meningkatkan mindset untuk selalu berkembang, tidak mudah terbawa arus, fleksibel, mudah bekerja sama, dan memegang teguh tujuan yang telah ditetapkan.

Bersikap positif akan memberikan energi positif, yang akan mewarnai pola sikap dan perilaku. Sikap positif memungkinkan menangani tugas walaupun jumlahnya banyak, dan waktu yang terbatas.

Sikap positif akan memberikan dorongan, kreativitas, dan kelenturan diri, sehingga ketika menemukan jalan buntu dalam menyelesaikan tugas, maka mereka akan mencari jalan keluar secara efektif. Misalnya dengan meminta bantuan teman, guru, atau dosen.

8. Kemauan untuk berubah

Kemauan untuk berubah bisa dimulai dengan memafkan diri sendiri. Memaklumi kondisi diri pada masa lalu kemudian diikuti dengan keinginan dan kesadaran untuk berubah menjadi lebih baik menjadi salah satu cara mengatasi prokrastinasi.

Setelah diperoleh kesadaran untuk berubah, maka prokrastinator harus berani self-talk, memberikan instruksi pada diri sendiri. Menentukan arah dan tujuan yang jelas pada apa yang akan diperbuat.

Berani secara tegas mengambil keputusan ketika dihadapkan pada godaan atau pilihan yang mendorong ke arah perilaku prokrastinasi akademik, yang akan berdampak buruk pada kemajuan pekerjaan, atau studi.

Posting Komentar untuk "Prokrastinasi Akademik, Dampak dan Cara Mengatasinya"