Pemahaman Individu dalam Bimbingan dan Konseling

Pemahaman Individu dalam Bimbingan dan Konseling

Tugas guru BK di sekolah adalah membantu peserta didik agar dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tugas perkembangannya.

Bantuan yang diberikan dapat berupa membantu peserta didik dalam mengembangkan potensi diri maupun mengatasi masalah yang muncul yang dapat mengganggu pengembangan dirinya.

Agar bantuan yang diberikan dapat berlangsung efektif, maka Guru BK harus mengenal dan memahami individu peserta didik yang diasuhnya dengan segala aspek yang ada dalam dirinya, upaya inilah yang disebut sebagai pemahaman individu.

Apa pentingnya pemahaman individu dalam bimbingan dan konseling?

Dengan memahami peserta didik secara individual, Guru BK dapat memberikan layanan dan bantuan yang tepat sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya.

Dengan demikian, efektivitas layanan bimbingan dan konseling sangat dipengaruhi oleh kemampuan Guru BK dalam mengenal dan memahami potensi yang dimiliki peserta didik secara individual beserta kelebihan dan kekurangannya.

Oleh karena itu, Guru BK harus memahami konsep dasar dan teknik pemahaman individu agar dapat memberikan layanan bimbingan dan konseling di sekolah secara maksimal.

Pengertian Pemahaman Individu

Terdapat beberapa istilah yang dipergunakan dalam kajian psikologi maupun bimbingan dan konseling mengenai kegiatan mengenal dan memahami individu.

Dalam jurnal maupun makalah pemahaman individu, banyak yang menggunakan istilah assesment karena dalam aktivitasnya memahami individu menggunakan penilaian dan pengukuran.

Istilah lain yang digunakan adalah apraisal, yang berarti kegiatan penaksiran dan pengukuran pada aspek-aspek dalam diri individu.

Ada juga yang menggunakan istilah pemahaman individu, yang tidak menggunakan pengukuran, penilaian dan penaksiran, namun berisi dasar-dasar pemahaman terhadap diri individu.

Materi dalam artikel ini menggunakan istilah pemahaman individu yang diartikan sebagai cara memahami, menilai, atau menaksir karakteristik, potensi, dan/atau masalah-masalah yang ada pada individu atau sekelompok individu.

Tujuan Pemahaman Individu

Kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah meliputi berbagai macam jenis layanan secara klasikal, kelompok, maupun individual.

Meskipun kegiatan dilakukan dengan klasikal maupun kelompok, tujuan akhir pelayanan BK adalah peserta didik secara individu. Karenanya tahapan pemahaman individu menjadi penting untuk mengenal karakteristik peserta didik secara individual.

Tujuan pemahaman individu adalah mengumpulkan data peserta didik secara individual untuk menelaah kebutuhan dan mengukur serta menafsirkan keinginan, sikap dan tingkah laku mereka.

Data yang terkumpul akan sangat bermanfaat dalam menentukan jenis masalah yang dihadapi individu, dan untuk menentukan jenis layanan yang dapat diberikan kepada peserta didik secara individual.

Secara umum, kegiatan pemahaman individu melalui pengumpulan data memiliki tiga tujuan utama, yaitu:

  1. menjadi laporan secara menyeluruh tentang keadaan individu peserta didik termasuk masalah yang dihadapi;
  2. sebagai bahan pertimbangan bagi guru mata pelajaran dalam memberikan pengajaran secara efektif dan efisien sesuai kebutuhan peserta didik; dan
  3. untuk menentukan jenis layanan bantuan bimbingan dan konseling yang dapat diberikan kepada peserta didik.

Secara khusus, tujuan pemahaman individu dalam bimbingan dan konseling adalah untuk memperoleh data individu peserta didik secara mendalam, komprehensif, dan holistik.

Data yang diperoleh selanjutnya dipergunakan untuk mengenali kondisi dan karakteristik peserta didik sehingga dapat menentukan jenis layanan dan bantuan yang tepat sesuai kebutuhannya.

Selain itu, pemahaman individu dapat juga dijadikan sebagai dasar untuk menentukan tindak lanjut penilaian maupun pelayanan, sehingga layanan BK di sekolah bersifat objektif dengan pendekatan saintifik, bukan subjektif spekulatif.

Manfaat Pemahaman Individu

Sesuai dengan tujuannya, pemahaman individu memiliki fungsi atau manfaat sebagai berikut:

1. Orientasi masalah

Dengan memahami dirinya, individu akan dapat meningkatkan sensitivitas terhadap potensi masalah yang dapat muncul pada dirinya, sehingga dapat menggugah individu untuk mencegah dan mengatasi masalah tersebut.

Individu diharapkan dapat menerima terhadap masalah yng dihadapinya, dan Guru BK atau konselor sekolah dapat memberikan dukungan serta cara pandang terhadap masalah tersebut.

2. Identifikasi Masalah

Fungsi pemahaman individu adalah membantu peserta didik atau konseli dan konselor mengetahui masalah yang dihadapi secara lebih detail.

Konselor dan konseli yang memahami secara mendalam masalah yang dihadapi akan dapat mengukur tipe dan kedalaman masalahnya.

Identifikasi masalah ini juga akan membantu konselor dalam meningkatkan komunikasi dengan individu dalam upaya membantu mengentaskan masalahnya.

3. Memilih alternatif solusi

Pemahaman individu dapat membantu konselor dan juga individu secara bersama-sama mengidentifikasi beragam alternatif solusi pemecahan masalah yang dihadapi sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

Misalnya dengan memahami minat dan bakatnya akan dapat memberikan informasi kepada individu tentang alternatif pilihan karir dan/atau perencanaan karir di masa depan.

4. Pembuatan keputusan

Setiap individu memiliki keunikan, berbeda satu sama lain. Manfaat pemahaman individu adalah untuk melihat perbedaan masing-masing secara individual.

Sehingga pemahaman individu dapat digunakan untuk membantu mengambil keputusan terhadap alternatif pemecahan masalah yang paling tepat dengan mempertimbangkan konsekuensi yang paling rendah sesuai dengan karakteristik masing-masing individu.

5. Verifikasi

Pemahaman individu dapat digunakan sebagai bahan untuk memverifikasi dan/atau menilai apakah layanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan sudah berjalan efektif serta telah dapat mengurangi beban masalah konseli atau belum.

Prinsip Pemahaman Individu

Memahami individu bisa diartikan mengkaji dan membuka tabir yang ada pada individu, bahkan bisa jadi aspek yang dirahasiakan oleh individu. Oleh karena itu, perlu prinsip-prinsip dasar dalam pelaksanaannya.

Berikut prinsip-prinsip dalam pemahaman individu:

1. Berkelanjutan

Individu selalu berkembang. Karenanya, kegiatan pemahaman individu mengikuti suatu pola perencanaan dalam rangka keseluruhan program layanan bimbingan dan konseling secara berjenjang, dari jenjang tertentu sampai jenjang berikutnya.

Dengan demikian data individu menjadi berkelanjutan dan utuh bersama dengan perkembangannya.

2. Sitematik

Prinsip pemahaman individu terdiri atas beberapa bagian yang saling terkait, menggunakan berbagai macam teknik tes maupun non tes sesuai dengan karakteristik data yang ingin dihimpun.

Berbagai teknik pemahaman individu tersebut saling terkait satu dengan yang lain secara sistematik menjadi satu kesatuan dalam menangani permasalahan individu.

3. Komprehensif dan terpadu

Pemahaman individu harus dilakukan secara komprehensif, mencakup semua aspek kehidupan individu secara terpadu.

Oleh karena itu, pengumpulan data tidak boleh hanya mengandalkan satu alat saja, tetapi harus menggunakan alat tes dan non-tes secara terpadu dan saling melengkapi.

4. Bersifat tertutup

Hasil pengumpulan data merupakan dokumen yang bersifat tertutup, dijaga kerahasiaannya dan dipergunakan atas kesediaan dan izin individu.

Namun demikian, dokumen tersebut dapat dibuka dan/atau diberikan kepada pihak lain untuk kepentingan penyelesaian masalah yang dihadapi individu.

5. Bermanfaat

Pengumpulan data harus dapat memberikan manfaat dan mampu mendukung kepentingan bagi konseli maupun konselor, bukan sekedar alasan administratif sehingga data hanya menjadi dokumen yang tidak memberikan pengaruh signifikan bagi penyelesaian masalah yang dihadapi individu peserta didik.

Aspek Pemahaman Individu

Kegiatan pemahaman individu dilakukan untuk menghimpun berbagai informasi dan keterangan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan diri peserta didik dalam berbagai aspeknya.

Secara umum data yang diperlukan dalam pemahaman individu meliputi aspek-aspek berikut:

1. Data diri

  • Bakat khusus
  • Riwayat pendidikan
  • Prestasi atau hasil belajar
  • Taraf kemampuan intelektual atau akademik
  • Minat studi dan bidang pekerjaan tertentu
  • Pengalaman kegiatan di luar sekolah
  • Ciri-ciri kepribadian
  • Kesehatan jasmani

2. Data lingkungan individu

  • Latar belakang keluarga
  • Lingkungan teman sebaya
  • Lingkungan sekolah
  • Lingkungan masyarakat

Teknik Dasar Pemahaman Individu

Langkah pengumpulan data dalam pemahaman individu dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai instrumen teknik tes maupun non tes.

1. Prinsip penggunaan instrumen pemahaman individu

Penggunaan dan penerapan instrumen pengumpulan data untuk pemahaman individu dalam bimbingan dan konseling harus memperhatikan hal berikut:

  • Instrumen harus sahih dan valid, sehingga pertanyaan tentang pemahaman individu sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai atau masalah yang dihadapi.
  • Guru BK bertanggungjawab atas pemilihan instrumen, monitoring administrasi dan skoring, interpretasi hasil, dan penggunaannya sebagai sumber informasi bagi pengambilan keputusan tertentu.
  • Pengumpulan data harus direncanakan dan dipersiapkan dengan matang, misalnya instrumen, responden, penjelasan tujuan, tempat dan waktu pelaksanaan pengambilan data.
  • Instrumen hanyalah salah satu sumber dalam rangka memahami individu secara mendalam dan menyeluruh. Oleh karena itu, hasil dari satu instrumen harus dilengkapi dengan dukungan dari instrumen yang lain. Misalnya, hasil dari instrumen tes dilengkapi dengan instrumen non tes.

2. Teknik-teknik dasar pemahaman individu

Pengumpulan data individu dapat dilakukan dengan teknis tes maupun non tes. Pemahaman individu teknik tes dipergunakan karena tidak semua hal tentang individu dapat ditangkap melalui panca indera.

Selain itu, untuk menghindari subjektivitas Guru BK dalam memahami individu maka diperlukan alat yang akurat dan terpercaya untuk meningkatkan objektivitas, yakni melalui pemahaman individu teknik tes.

Pemahaman individu teknik tes antara lain:

  • Tes hasil belajar
  • Tes kemampuan intelektual
  • Tes bakat khusus
  • Tes minat
  • Tes perkembangan vokasional
  • Tes kepribadian

Pemahaman individu teknik tes digunakan untuk mengobservasi dan menggambarkan tingkah laku dengan skala atau kategori tertentu.

Asesmen tes ini hanya bisa dilakukan Guru BK atau konselor yang memiliki sertifikat untuk menggunakan tes tersebut. Alternatifnya adalah, bekerja sama dengan lembaga dan/atau tenaga profesional yang memiliki lisensi menggunakan tes yang dibutuhkan.

Guru BK dapat mengembangkan sendiri instrumen sebagai alat pemahaman individu teknik non tes, menggunakan instrumen yang sudah ada atau dibuat orang lain untuk melengkapi kekurangan atau kelemahan assesmen tes.

Dalam penggunaan aseseman non tes, Guru BK harus tetap menggunakan prinsip-prinsip penggunaan instrumen pemahaman individu, agar hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan asesmen tersebut.

Pemahaman individu teknik non tes antara lain:

  • Observasi
  • Wawancara
  • Angket
  • Sosiometri
  • Biografi dan otobiografi
  • Catatan anekdot
  • Skala bertingkat
  • Daftar cek
  • Kartu pribadi pemeriksaan kesehatan
  • Kunjungan rumah

Penutup

Dalam layanan bimbingan dan konseling, tahapan pemahaman individu merupakan kegiatan awal yang harus dilakukan oleh Guru BK dalam perencanaan maupun pelaksanaan program kegiatan BK di sekolah.

Tujuan pemahaman individu adalah untuk mendapatkan pengertian yang luas, lengkap, dan mendalam tentang individu peserta didik, serta membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman tentang dirinya.

Selain itu, pemahaman individu dapat dijadikan sebagai dasar untuk menentukan jenis bantuan bagi peserta didik, melakukan evaluasi, dan menentukan tindak lanjut penilaian maupun pelayanan.

Pemahaman individu bisa dilakukan dengan teknik tes maupun non tes sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Kedua asesmen tersebut saling melengkapi sehingga diperoleh data secara komprehensif dan holistik.

Posting Komentar untuk "Pemahaman Individu dalam Bimbingan dan Konseling"