Landasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Landasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Landasan bimbingan dan konseling di sekolah adalah dasar filosofis, teoritis, dan praktis yang digunakan oleh Guru BK untuk membantu peserta didik mengembangkan dirinya sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

Ini mencakup berbagai prinsip, teori, pandangan, dan pendekatan yang membantu Guru BK dalam melakukan layanan, seperti membantu peserta didik memahami dan mengatasi masalah akademis dan pribadi, membantu mereka mempersiapkan diri untuk masa depan, dan membantu mereka mencapai potensi mereka.

Landasan bimbingan dan konseling bertujuan untuk memberikan dasar yang konsisten dan terarah bagi praktik bimbingan dan konseling di sekolah sehingga dapat memberikan hasil yang efektif dan bermakna bagi peserta didik.

Pentingnya landasan bimbingan dan konseling di sekolah adalah sebagai berikut:

  1. Memberikan dasar teoritis: Landasan bimbingan dan konseling memberikan dasar teoritis bagi praktik bimbingan dan konseling di sekolah. Ini membantu Guru BK memahami masalah yang dihadapi peserta didik dan membuat rencana bantuan yang sesuai.
  2. Menjaga konsistensi dan efektivitas: Landasan bimbingan dan konseling memastikan bahwa praktik bimbingan dan konseling di sekolah konsisten dan efektif. Ini membantu Guru BK mengatasi masalah secara efektif dan memberikan bantuan yang berkualitas kepada peserta didik.
  3. Mendorong pemahaman interdisipliner: Landasan bimbingan dan konseling mengacu pada beberapa disiplin ilmu, seperti psikologi, pendidikan, dan sosiologi, yang membantu Guru BK memahami perkembangan dan perilaku individu dalam konteks yang lebih luas.
  4. Menghormati keragaman: Landasan bimbingan dan konseling memperhatikan keragaman budaya, agama, dan latar belakang individu dan memastikan bahwa bantuan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan dan pengalaman mereka.
  5. Mendorong perkembangan profesional: Landasan bimbingan dan konseling membantu Guru BK terus mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dengan demikian, landasan bimbingan dan konseling memainkan peran penting dalam memastikan praktik bimbingan dan konseling yang efektif dan berkualitas sesuai dengan visi dan misi sekolah.

Landasan Historis

Landasan historis bimbingan dan konseling adalah sejarah dan perkembangan dari bimbingan dan konseling sebagai suatu profesi dan disiplin ilmu. Ini meliputi perkembangan teori, praktik, dan filosofi dari bimbingan dan konseling sejak munculnya sampai saat ini.

Landasan bimbingan dan konseling ini membantu memahami dan mengevaluasi perkembangan bimbingan dan konseling sebagai suatu profesi yang terus berkembang.

Landasan historis bimbingan dan konseling di sekolah meliputi beberapa perkembangan penting seperti:

  • Abad Ke-19: Bimbingan dan konseling mulai diterapkan oleh pendidik untuk membantu peserta didik mengatasi masalah akademis dan emosional. Ini merupakan langkah awal dalam memperkenalkan konsep bimbingan dan konseling di sekolah.
  • Awal Abad Ke-20: Bimbingan dan konseling mulai diterapkan secara luas di sekolah dan universitas, dan konsep-konsep baru tentang bimbingan dan konseling mulai dikembangkan.
  • Periode Setelah Perang Dunia II: Bimbingan dan konseling mulai diterapkan secara luas di sekolah untuk membantu peserta didik mengatasi masalah emosional dan sosial yang berhubungan dengan perang.
  • Era Modern: Bimbingan dan konseling mulai menjadi bagian dari sistem pendidikan dan kesehatan mental di sekolah, dan banyak program dan teknik baru dikembangkan untuk membantu peserta didik mengatasi masalah emosional dan sosial.

Perkembangan bimbingan dan konseling di Indonesia telah mengalami peningkatan seiring dengan tuntutan masyarakat akan layanan pendidikan yang lebih baik.

Berikut adalah beberapa hal penting yang mempengaruhi perkembangan bimbingan dan konseling di Indonesia:

  1. Perkembangan pendidikan: Dalam beberapa tahun terakhir, pendidikan di Indonesia mengalami peningkatan, dan layanan bimbingan dan konseling menjadi bagian penting dari layanan pendidikan.
  2. Perkembangan teknologi: Penggunaan teknologi dalam bimbingan dan konseling menjadi lebih populer, dan mempermudah Guru BK untuk mengakses dan menyediakan layanan bagi peserta didik.
  3. Peningkatan kesadaran masyarakat: Masyarakat menjadi lebih sadar akan pentingnya layanan bimbingan dan konseling dan meminta layanan ini disediakan di sekolah.
  4. Peningkatan kualitas profesional: Banyak Guru BK yang berusaha untuk meningkatkan kualitas layanannya melalui pelatihan dan pendidikan tambahan.
  5. Dukungan pemerintah: Pemerintah memberikan dukungan regulasi dan pembiayaan untuk program bimbingan dan konseling di sekolah dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya layanan ini.

Dengan demikian, perkembangan bimbingan dan konseling di Indonesia menunjukkan tren positif dan memberikan harapan bagi peserta didik dan masyarakat untuk layanan pendidikan yang lebih baik dan efektif.

Landasan Filosofis

Landasan filosofis bimbingan dan konseling adalah sebuah dasar pemikiran yang menjelaskan prinsip-prinsip dan nilai-nilai dasar yang menjadi pondasi bagi praktik bimbingan dan konseling.

Landasan bimbingan dan konseling ini meliputi pandangan tentang bagaimana individu berkembang dan memahami dunia sekitar mereka, bagaimana bimbingan dan konseling membantu individu dalam mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan mereka, dan bagaimana individu dapat menemukan kebahagiaan dan kesuksesan dalam hidup mereka.

Landasan filosofis ini membantu Guru BK untuk menentukan tujuan dan menentukan arah dari praktik layanan bimbingan dan konseling di sekolah.

Ada beberapa macam landasan filosofis bimbingan dan konseling, antara lain:

  1. Humanisme: memandang individu sebagai makhluk yang memiliki potensi untuk berkembang dan memahami dunia sekitar mereka melalui pengalaman dan interaksi.
  2. Existensialisme: memandang individu sebagai makhluk yang memiliki beban untuk memahami dan menentukan tujuan hidup mereka sendiri.
  3. Kognitif-Behavioral: memandang individu sebagai makhluk yang memiliki pikiran dan perilaku yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain.
  4. Sosiokultur: memandang individu sebagai makhluk yang dibentuk oleh lingkungan sosial dan budaya mereka.
  5. Person-Centered: memandang individu sebagai makhluk yang memiliki potensi untuk memahami dan mengatasi masalah mereka sendiri melalui bimbingan dan dukungan emosional.

Setiap landasan filosofis memiliki pendekatan yang berbeda dalam membantu individu mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan mereka, sehingga membantu Guru BK untuk memilih pendekatan yang sesuai dengan situasi dan kebutuhan individu.

Landasan Religius

Landasan religius bimbingan dan konseling di sekolah berfokus pada ajaran dan nilai-nilai agama dalam membantu peserta didik mengatasi masalah hidup dan memahami pandangan hidup sesuai agama yang dianut.

Dalam bimbingan dan konseling di sekolah, Guru BK bisa mempertimbangkan hal-hal pokok sebagai landasan religius, seperti ajaran dan nilai-nilai agama, doa dan ibadah, teks kitab suci, dan pemimpin spiritual.

Guru BK juga harus memperlakukan peserta didik dengan hormat dan memperhatikan hak-hak mereka untuk memilih dan menjalankan keyakinan agama mereka sendiri.

Dalam sekolah-sekolah yang mengakomodasi berbagai keyakinan agama, Guru BK harus memastikan bahwa bimbingan dan konseling yang mereka berikan tidak diskriminatif dan menghormati hak-hak semua peserta didik.

Landasan religius bimbingan dan konseling di sekolah meliputi aspek-aspek berikut:

  1. Manusia sebagai makhluk Tuhan: manusia memiliki potensi dan kebebasan untuk memilih dan membuat keputusan, serta memiliki tanggung jawab atas tindakan mereka melalui pengalaman spiritual dan pemahaman intelektual.
  2. Nilai-nilai agama: praktik bimbingan dan konseling di sekolah tidak boleh mengabaikan nilai-nilai agama, karena antara nilai-nilai agama dan tujuan bimbingan dan konseling saling berkesinambungan antara satu dengan lainnya.
  3. Kontribusi agama pada kesehatan mental: keyakinan bahwa beragama memiliki kontibusi positif terhadap kesehatan mental, agama dapat digunakan peserta didik sebagai upaya menunjang kesehatan mental.
  4. Agama mampu mengubah pola berfikir: gerakan postmodern di akhir abad 20 telah menjembatani perbedaan antara ilmu dan agama dan telah mengintegrasikan kedua dimensi tersebut ke dalam pendekatan psikoterapi yang holistik.
  5. Konteks budaya dan agama: bagaimana budaya dan agama mempengaruhi perilaku dan pandangan hidup peserta didik.

Landasan Psikologis

Landasan psikologis melibatkan konsep dan prinsip-prinsip dari berbagai teori psikologi yang diterapkan untuk memahami dan membantu peserta didik dalam memecahkan masalah dan mencapai potensi mereka.

Landasan bimbingan dan konseling ini digunakan oleh Guru BK untuk membantu peserta didik mengatasi masalah pribadi, akademis, dan sosial, serta membantu mereka mencapai kesuksesan dan kebahagiaan.

Ada beberapa macam teori sebagai landasan psikologis bimbingan dan konseling di sekolah, di antaranya:

  1. Teori perkembangan: menekankan pada perkembangan peserta didik dalam aspek fisik, kognitif, dan emosional.
  2. Teori sosial: memperhatikan bagaimana lingkungan dan interaksi sosial mempengaruhi perkembangan peserta didik.
  3. Teori kognitif: menekankan pada bagaimana peserta didik memproses informasi dan membuat keputusan.
  4. Teori motivasi: membahas bagaimana faktor-faktor seperti tujuan, minat, dan kebutuhan mempengaruhi perilaku peserta didik.
  5. Teori belajar sosial: menekankan pada bagaimana peserta didik mempelajari norma dan perilaku dalam lingkungan sosial.
  6. Teori kepribadian: memperhatikan bagaimana perkembangan kepribadian dan gaya hidup peserta didik mempengaruhi perilaku dan interaksi mereka dengan orang lain.
  7. Teori sistem sosial: memperhatikan bagaimana peserta didik memasuki dan beradaptasi dengan berbagai sistem sosial, seperti keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Landasan Sosial-Budaya

Landasan sosial-budaya menekankan pada bagaimana budaya dan lingkungan sosial mempengaruhi perkembangan peserta didik dan bagaimana Guru BK dapat memperhatikan dan memperhitungkan faktor-faktor sosial dan budaya dalam membantu peserta didik.

Landasan sosial-budaya melibatkan memahami dan memperhitungkan budaya dan lingkungan sosial, seperti keluarga, sekolah, masyarakat, dan budaya, yang mempengaruhi perilaku dan perasaan peserta didik.

Guru BK harus memahami bagaimana budaya dan lingkungan sosial mempengaruhi peserta didik dan memperhitungkan hal ini dalam membantu mereka mengatasi masalah dan mencapai potensi mereka.

Ini juga memperhitungkan bagaimana praktik bimbingan dan konseling dapat membantu peserta didik mengatasi masalah yang berhubungan dengan perbedaan budaya dan lingkungan sosial.

Ada beberapa teori sebagai landasan sosial-budaya bimbingan dan konseling di sekolah, di antaranya:

  1. Teori perkembangan sosial: menekankan pada perkembangan peserta didik dalam lingkungan sosial dan bagaimana interaksi sosial mempengaruhi perkembangan mereka.
  2. Teori budaya: memperhatikan bagaimana budaya mempengaruhi perilaku, pandangan, dan norma-norma dalam masyarakat.
  3. Teori gender: memperhatikan perbedaan dan persamaan dalam perilaku dan peran gender dan bagaimana hal ini mempengaruhi perkembangan peserta didik.
  4. Teori ras dan etnis: memperhatikan bagaimana perbedaan ras dan etnis mempengaruhi perilaku, pandangan, dan interaksi sosial peserta didik.
  5. Teori sosial ekonomi: memperhatikan bagaimana faktor-faktor sosial ekonomi, seperti tingkat pendapatan dan pendidikan, mempengaruhi perkembangan peserta didik.
  6. Teori lingkungan sosial: memperhatikan bagaimana lingkungan sosial, seperti sekolah, keluarga, dan masyarakat, mempengaruhi perkembangan peserta didik.

Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

Landasan IPTEK menekankan pada bagaimana pengetahuan ilmiah dan teknologi dapat digunakan untuk membantu peserta didik mengatasi masalah dan mencapai potensi mereka.

Guru BK harus memahami dan memperhatikan penemuan-penemuan terbaru dalam bidang bimbingan dan konseling dan bagaimana teknologi dapat digunakan dalam membantu peserta didik.

Guru BK juga harus memahami bagaimana teori dan penelitian dalam bidang bimbingan dan konseling dapat digunakan untuk memahami dan membantu peserta didik.

Landasan bimbingan dan konseling ini juga melibatkan memahami bagaimana teknologi dapat digunakan dalam melakukan intervensi dan evaluasi efektivitas bimbingan dan konseling.

Guru BK harus memperhatikan bagaimana teknologi dapat digunakan untuk meningkatkan praktik bimbingan dan konseling, seperti menggunakan alat bantu bimbingan dan konseling, software evaluasi, dan aplikasi mobile.

Berikut adalah beberapa macam landasan ilmiah dan teknologi bimbingan dan konseling di sekolah:

  1. Teori psikologi: memperhatikan bagaimana teori-teori dalam psikologi, seperti teori perkembangan, teori perilaku, dan teori sosial, dapat membantu Guru BK memahami dan membantu peserta didik.
  2. Penelitian bimbingan dan konseling: memperhatikan bagaimana penelitian dalam bidang bimbingan dan konseling dapat digunakan untuk memahami dan membantu peserta didik.
  3. Statistik dan metodologi penelitian: memperhatikan bagaimana metodologi dan statistik dalam penelitian dapat digunakan untuk menilai efektivitas bimbingan dan konseling.
  4. Teknologi informasi: memperhatikan bagaimana teknologi informasi, seperti software evaluasi, aplikasi mobile, dan internet, dapat digunakan dalam bimbingan dan konseling.
  5. Alat bantu bimbingan dan konseling: memperhatikan bagaimana alat bantu bimbingan dan konseling, seperti inventori kepribadian dan tes perkembangan, dapat digunakan dalam membantu peserta didik.

Landasan Pedagogis

Landasan pedagogis menekankan pada bagaimana pendekatan dan metodologi pembelajaran dapat digunakan untuk membantu peserta didik mengatasi masalah dan mencapai potensi mereka.

Landasan bimbingan dan konseling ini melibatkan memahami bagaimana pembelajaran dan perkembangan individu berlangsung dan bagaimana pembelajaran terkoordinasi dan terintegrasi dalam konteks sekolah.

Guru BK harus memahami bagaimana proses pembelajaran bekerja dan bagaimana membantu peserta didik untuk memahami dan memanfaatkan pembelajaran untuk mengatasi masalah dan mencapai potensi mereka.

Ini juga melibatkan pengunaan pendekatan dan metodologi pembelajaran yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik, seperti pembelajaran individual dan kelompok, pembelajaran terpimpin, dan pembelajaran alternatif.

Guru BK harus memperhatikan bagaimana pendekatan dan metodologi pembelajaran dapat mempengaruhi hasil bimbingan dan konseling dan memilih pendekatan yang sesuai untuk membantu peserta didik.

Berikut adalah beberapa macam landasan pedagogis bimbingan dan konseling di sekolah:

  1. Teori Pembelajaran: memahami bagaimana proses pembelajaran berlangsung dan bagaimana Guru BK dapat membantu peserta didik memahami dan memanfaatkan proses pembelajaran untuk mengatasi masalah dan mencapai potensi mereka.
  2. Pendekatan Pembelajaran Terkoordinasi: memahami bagaimana bimbingan dan konseling dapat diintegrasikan dengan proses pembelajaran lain di sekolah untuk membantu peserta didik mengatasi masalah dan mencapai potensi mereka.
  3. Metodologi Pembelajaran Alternatif: memahami bagaimana pendekatan pembelajaran alternatif, seperti pembelajaran individual dan kelompok, dapat digunakan untuk membantu peserta didik mengatasi masalah dan mencapai potensi mereka.
  4. Pembelajaran Terpimpin: memahami bagaimana pembelajaran terpimpin dapat membantu peserta didik memahami dan memanfaatkan pembelajaran untuk mengatasi masalah dan mencapai potensi mereka.
  5. Evaluasi Pembelajaran: memahami bagaimana evaluasi pembelajaran dapat digunakan untuk memastikan bahwa peserta didik menerima bantuan yang mereka butuhkan dan memantau kemajuan mereka dalam memecahkan masalah dan mencapai potensi mereka.

Landasan Yuridis-Formal

Landasan yuridis-formal bimbingan dan konseling di sekolah adalah dasar hukum dan regulasi yang berlaku bagi praktik bimbingan dan konseling di sekolah. Ini termasuk undang-undang, peraturan, dan peraturan yang diterapkan pada sekolah dan Guru BK.

Landasan bimbingan dan konseling ini melibatkan memahami dan mematuhi hukum dan regulasi yang berlaku terkait dengan privasi, perlindungan data, dan perlindungan anak.

Guru BK harus memahami bagaimana hukum dan regulasi tersebut mempengaruhi praktik bimbingan dan konseling dan bagaimana memastikan bahwa mereka mematuhi hukum dan regulasi yang berlaku.

Ini juga melibatkan memahami bagaimana hukum dan regulasi yang berlaku mempengaruhi tugas dan tanggung jawab Guru BK dan bagaimana memastikan bahwa praktik bimbingan dan konseling mereka sesuai dengan standar profesional dan etika yang berlaku.

Guru BK harus memastikan bahwa praktik mereka memenuhi standar yuridis-formal dan mematuhi hukum dan regulasi yang berlaku.

Di Indonesia, landasan yuridis formal bimbingan dan konseling di sekolah antara lain didasarkan pada:

  1. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UU No. 20 Tahun 2003): memberikan dasar hukum dan regulasi bagi sistem pendidikan nasional, termasuk praktik bimbingan dan konseling di sekolah.
  2. Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2009 tentang Pendidikan Anak Usia Dini: memuat regulasi tentang bimbingan dan konseling bagi anak usia dini, termasuk peserta didik sekolah dasar.
  3. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 82 Tahun 2013 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Konselor: memuat standar kualifikasi dan kompetensi bagi konselor sekolah dan memberikan dasar bagi praktik bimbingan dan konseling yang sesuai dengan standar profesional.
  4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 33 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling: memuat regulasi tentang bimbingan dan konseling di sekolah, termasuk tugas dan tanggung jawab konselor sekolah dan peserta didik.

Kesimpulan

Landasan bimbingan dan konseling di sekolah adalah dasar filosofis dan teoritis yang menjadi pijakan bagi praktik layanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakan di satuan pendidikan.

Ada beberapa macam landasan bimbingan dan konseling di sekolah, seperti historis, filosofis, religius, psikologis, sosial-budaya, IPTEK, pedagogis, dan yuridis-formal yang masing-masing menekankan aspek tertentu dari perkembangan dan perilaku individu.

Landasan bimbingan dan konseling di sekolah membantu Guru BK memahami dan mengatasi masalah yang dihadapi peserta didik dan membantu mereka mempersiapkan diri untuk masa depan.

Oleh karena itu, landasan bimbingan dan konseling memainkan peran penting dalam memastikan praktik bimbingan dan konseling di sekolah yang menjadi tugas Guru BK menjadi profesional, efektif, dan berkualitas.

Posting Komentar untuk "Landasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah"