Contoh dan Cara Menumbuhkan Perilaku Asertif dalam Kehidupan Sehari-hari

Cara Menumbuhkan Perilaku Asertif dalam Kehidupan Sehari-hari

Mengapa perilaku asertif penting dalam kehidupan sehari-hari?

Sebuah pertanyaan menarik ditengah-tengah maraknya perilaku agresif yang dipertontonkan sebagian masyarakat di media sosial maupun dalam kehidupan sehari-hari baik di jalan, di rumah, di sekolah, atau di tempat kerja.

Apa itu Perilaku Asertif?

Sebelum masuk pada pembahasan mengenai perilaku asertif, perlu dipahami terlebih dahulu apa itu perilaku? Apa itu asertif?

Perilaku adalah tindakan atau respon yang ditunjukkan oleh individu atau organisme terhadap suatu stimulus atau situasi secara verbal atau non-verbal, yang dijadikan kebiasaan karena adanya nilai yang diyakini.

Sedangkan asertif adalah kualitas seseorang yang memiliki keyakinan diri dan percaya pada kemampuannya sendiri sehingga mampu mengekspresikan pendapat dan perasaannya dengan jelas dan tegas, namun tetap menghormati orang lain.

Sehingga perilaku asertif dapat diartikan sebagai cara merespon individu secara verbal maupun non-verbal terhadap situasi yang terjadi dengan jelas dan tegas yang didasari pada nilai-nilai yang diyakini namun tetap menghargai dan menghormati hak-hak orang lain.

Perilaku asertif ini berbeda dari perilaku agresif atau pasif, di mana seseorang mungkin merasa tidak percaya diri atau memperlakukan orang lain dengan tidak baik.

Aspek Perilaku Asertif

Ada beberapa komponen penting dalam aspek perilaku asertif, diantaranya:

1. Kemampuan untuk berkomunikasi secara jelas dan efektif

Asertif berarti membuat permintaan dan menyampaikan pendapat dan perasaan dengan cara yang jelas dan dapat dipahami oleh orang lain.

2. Kemampuan untuk mempertahankan hak dan martabat pribadi

Asertif berarti mempertahankan batas-batas pribadi dan mengatakan "tidak" ketika merasa tidak nyaman atau tidak setuju dengan permintaan orang lain.

3. Kemampuan untuk menunjukkan rasa percaya diri dan keyakinan dalam diri sendiri

Asertif berarti memiliki rasa percaya diri dan keyakinan dalam diri sendiri dan mampu mempertahankan pendapat sendiri tanpa ragu.

4. Kemampuan untuk menerima tanggung jawab atas perasaan dan tindakan sendiri

Asertif berarti memahami dan bertanggung jawab atas perasaan dan tindakan sendiri tanpa menyalahkan orang lain.

5. Kemampuan untuk berkomunikasi dengan empati

Asertif berarti memahami dan memperhatikan perasaan orang lain dan berbicara dengan nada yang memahami dan tidak menyalahkan.

Ciri Perilaku Asertif

Dari aspek perilaku asertif maka dapat dijelaskan ciri-ciri seseorang yang memiliki asertivitas:

1. Berkomunikasi dengan jelas

Ciri perilaku asertif yang pertama adalah mampu menyampaikan pesan dengan jelas dan efektif, menjaga agar pesan tetap fokus pada topik dan tidak menimbulkan salah pengertian.

2. Menghormati diri sendiri dan orang lain

Orang yang asertif menghormati diri sendiri dan memperlakukan orang lain dengan sikap hormat dan tidak mengabaikan atau memandang rendah mereka.

3. Kemampuan mengatakan "tidak"

Sikap asertif dicirikan dengan keberanian untuk mengatakan "tidak" pada permintaan yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan nilai-nilai pribadi, tanpa merasa bersalah atau tidak nyaman.

4. Kontrol emosi

Orang yang asertif mampu mengontrol emosinya dengan baik dan tidak membiarkan emosi tersebut mempengaruhi perilaku atau cara mereka berkomunikasi dengan orang lain.

5. Pengetahuan tentang hak dan batasan

Orang asertif memiliki pengetahuan yang jelas tentang hak dan batasan pribadi dan memegang teguh pada hak dan batasan mereka tanpa merasa takut atau merasa bersalah.

6. Kepercayaan diri

Orang dengan perilaku asertif memiliki kepercayaan diri yang kuat dan kemandirian dalam membuat keputusan tanpa merasa takut, cemas, atau merasa bersalah atas keputusan yang dipilihnya.

7. Kemampuan bernegosiasi

Orang asertif mampu untuk bernegosiasi dan mencari kompromi dengan baik tanpa menyakiti dan tetap menghormati orang lain.

8. Sikap jujur

Sikap asertif ditunjukkan dengan perilaku jujur dan mengatakan apa yang mereka pikirkan dan rasakan dengan cara yang respekful dan sopan tanpa membahayakan atau menyakiti orang lain.

9. Kemampuan beradaptasi

Orang asertif mampu beradaptasi dengan situasi dan lingkungan yang berubah dengan tetap mempertahankan keyakinan diri yang dimilikinya.

10. Kemampuan mengatasi konflik

Orang asertif mampu mengatasi konflik secara efektif dengan menjaga kualitas komunikasi sehingga membuat orang lain merasa nyaman dan terbuka dalam berbicara, serta mampu mengelola tekanan dengan menyatakan pendapat dan perasaan secara jelas dan sopan.

Manfaat Perilaku Asertif

Perilaku asertif penting dalam kehidupan sehari-hari karena memberikan manfaat atau dampak positif sebagai berikut:

1. Meningkatkan self-esteem

Perilaku asertif membantu meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri seseorang karena mereka merasa diterima dan dihormati oleh orang lain.

2. Meningkatkan komunikasi yang efektif

Perilaku asertif membantu meningkatkan kualitas komunikasi dan membuat orang merasa didengar dan dipahami.

3. Meningkatkan kepuasan dalam hubungan

Perilaku asertif membantu memperkuat hubungan dengan orang lain karena mereka merasa diakui dan dihormati.

4. Meningkatkan efektivitas negosiasi

Perilaku asertif membantu dalam situasi negosiasi, karena mereka memiliki kemampuan untuk mengatakan "tidak" dan mencari kompromi yang baik.

5. Meningkatkan pemahaman dan toleransi

Perilaku asertif membantu meningkatkan pemahaman dan toleransi terhadap orang lain karena mereka memahami dan menghormati hak dan batasan orang lain.

6. Meningkatkan kepercayaan diri

Perilaku asertif membantu meningkatkan kepercayaan diri dan kemandirian seseorang karena mereka memiliki kemampuan untuk membuat keputusan dan mengontrol emosi.

7. Meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan

Perilaku asertif membantu meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan seseorang, karena mereka merasa bahwa mereka memiliki pengaruh dan kendali atas hidup mereka sendiri.

Dampak Negatif Perilaku Asertif yang Berlebihan

Meskipun perilaku asertif memiliki banyak manfaat, ada juga beberapa dampak negatif yang mungkin terjadi apabila bersikap asertif yang berlebihan:

1. Hubungan interpersonal yang buruk

Perilaku asertif yang berlebihan dapat membuat orang lain merasa tidak nyaman atau terintimidasi, yang pada gilirannya dapat menyebabkan hubungan interpersonal yang buruk.

2. Konflik dengan orang lain

Perilaku asertif yang berlebihan dapat menyebabkan konflik dengan orang lain, terutama jika kita tidak mempertimbangkan perasaan atau pendapat mereka.

3. Membuat orang lain merasa diabaikan

Perilaku asertif yang berlebihan dapat membuat orang lain merasa diabaikan atau tidak dihormati, karena kita tidak memperhatikan atau mengakui pandangan mereka.

4. Membuat orang lain merasa terintimidasi

Perilaku asertif yang berlebihan dapat membuat orang lain merasa terintimidasi atau tidak nyaman, karena kita berbicara dengan suara keras atau dengan cara yang tidak sopan.

5. Membuat orang lain merasa tidak dihargai

Perilaku asertif yang berlebihan dapat membuat orang lain merasa tidak dihargai atau tidak diakui, karena kita tidak memperhatikan atau mengakui kontribusi mereka.

Contoh Perilaku Asertif dalam Kehidupan Sehari-Hari

Berikut adalah beberapa contoh perilaku asertif dalam kehidupan sehari-hari:

  1. Mengatakan "tidak" dengan jelas dan tegas saat ditawari tugas atau tanggung jawab yang tidak dapat diterima.
  2. Menyampaikan pendapat dan perasaan dengan jelas dan jujur, tanpa mengabaikan hak atau perasaan orang lain.
  3. Menegaskan hak dan batasan diri dengan jelas dan tegas, seperti menolak dilibatkan dalam situasi yang tidak nyaman atau tidak dapat diterima.
  4. Berbicara dengan orang lain dengan nada suara yang tenang dan stabil, menghormati hak dan perasaan orang lain.
  5. Berdiri tegak dan memandang mata lawan bicara saat berbicara dengan orang lain.
  6. Mencari solusi yang baik bagi semua pihak dalam situasi konflik atau perdebatan.
  7. Meminta pertolongan atau bantuan ketika dibutuhkan tanpa merasa malu atau tidak berdaya.
  8. Menunjukkan apresiasi dan penghargaan terhadap orang lain, tanpa merasa terancam atau tidak nyaman.
  9. Menyampaikan kritik dan saran secara jujur dan bertanggung jawab, tanpa menyakiti atau mempermalukan orang lain.
  10. Menerima dan memahami pandangan dan perasaan orang lain, tanpa memandang mereka sebagai musuh atau ancaman.
  11. Menunjukkan kepercayaan diri dan keyakinan dalam situasi dan tindakan, tanpa merasa tidak nyaman atau terintimidasi.
  12. Menghormati hak dan batasan orang lain, serta mempertimbangkan kepentingan dan perasaan mereka dalam tindakan dan keputusan.
  13. Mengendalikan emosi dan mempertahankan kendali diri, sehingga dapat berperilaku dengan baik dan mengatasi masalah dengan cara yang produktif.

Contoh perilaku asertif di atas dapat diterapkan di rumah, di sekolah, di tempat kerja, maupun di masyarakat, mengingat pentingnya perilaku asertif dalam kehidupan sehari-hari.

Karena tujuan perilaku asertif adalah untuk membantu seseorang mempertahankan martabat dan keyakinan diri mereka sambil memperlakukan orang lain dengan hormat dan menghormati pandangan dan perasaan mereka.

Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Asertif

Perilaku asertif merupakan kemampuan yang bisa dilatih dan dipelajari. Namun demikian, sikap asertif seseorang bisa muncul secara alami karena berbagai faktor.

Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku asertif seseorang:

1. Budaya dan lingkungan

Budaya dan lingkungan seseorang dapat mempengaruhi bagaimana individu berperilaku. Pada budaya kolektif yang mengedapankan keharmonisan dan konformitas memiliki kecenderungan perilaku tidak asertif.

Pada lingkungan dengan budaya kolektif sering merasa “tidak tega” atau “tidak enak” ketika harus mengatakan ketidaksetujuan atau keadaan yang sebenarnya. Sehingga komunikasi asertif cenderung dipersepsikan sebagai perilaku agresif.

2. Kepercayaan diri dan self-esteem

Tingkat kepercayaan diri dan self-esteem seseorang sangat mempengaruhi bagaimana mereka berperilaku dan memandang perilaku asertif.

Orang dengan keyakinan diri yang tinggi memiliki kemampuan mengungkapkan pendapat dan perasaan dengan jelas dan tegas tanpa merugikan orang lain dan diri sendiri.

Seseorang dengan sel-esteem yang tinggi mampu mengatasi masalah dan membuat keputusan serta pilihan yang baik dalam hidup mereka.

3. Pengalaman masa lalu

Pengalaman masa lalu seseorang, termasuk bagaimana mereka dibesarkan dan bagaimana mereka berhubungan dengan orang lain, dapat mempengaruhi perilaku asertif.

Individu yang dibesarkan dengan pola asuh demokratis cenderung memiliki kepercayaan diri yang besar, dapat mengkomunikasikan apa yang dirasakan atau diinginkan secara wajar dan tidak memaksakan kehendak.

Sebaliknya, pengalaman masa lalu seseorang yang dituntut untuk selalu patuh tanpa diberikan kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya, menjadikannya tidak percaya diri dan pasif.

Demikian halnya individu yang memiliki pengalaman masa lalu yang keras, disiplin dengan hukuman cenderung mengembangkan perilaku agresif dibanding perilaku asertif.

4. Aktivitas saat ini

Perilaku asertif seseorang dapat dipengaruhi oleh aktivitas yang dijalaninya saat ini. Aktivitas yang banyak berhubungan dengan orang lain dan banyak melakukan hubungan interpersonal berpengaruh positif terhadap perilaku asertif.

Aktivitas saat ini yang menimbulkan stres, contoh tekanan pekerjaan, dapat mempengaruhi cara seseorang berfikir dan merasa sehingga dapat berpengaruh pada perilaku asertif di tempat kerja, dalam keluarga maupun dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan masyarakat.

Stres dapat mempengaruhi bagaimana seseorang melihat diri mereka dan bagaimana mereka berinteraksi dengan orang lain. Stres menyebabkan perasaan tegang, cemas, dan tidak nyaman.

Kondisi stres dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berbicara dengan jelas dan meyakinkan, merasa tidak yakin tentang kemampuannya, dan merasa tidak pantas untuk meminta apa yang mereka inginkan.

5. Konsep diri

Konsep diri seseorang, termasuk bagaimana mereka melihat diri mereka sendiri dan bagaimana mereka ingin dilihat orang lain dapat mempengaruhi asertivitas individu.

Konsep diri yang positif dan kuat dapat membantu seseorang untuk bertindak secara asertif, karena mereka memiliki keyakinan dalam kemampuan dan hak mereka untuk mempertahankan diri dan memperjuangkan hak-hak mereka.

Sebaliknya, konsep diri yang lemah dapat membuat seseorang merasa tidak percaya diri dan enggan untuk bertindak secara asertif, karena mereka merasa takut untuk mempertahankan diri atau mengakui hak-hak mereka.

6. Pendidikan dan pelatihan

Seseorang dengan tingkat pendidikan tinggi mampu lebih asertif daripada yang tingkat pendidikannya rendah. Semakin tinggi pendidikan semakin luas wawasan berfikir sehingga memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri dengan lebih terbuka.

Pendidikan dan pelatihan dapat membantu seseorang untuk membangun konsep diri yang positif dan kuat, dan membantu mereka untuk bertindak secara asertif.

Melalui pendidikan dan pelatihan, individu dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan untuk mempertahankan diri dan memperjuangkan hak-hak mereka dengan cara yang efektif dan profesional.

Cara Menumbuhkan Perilaku Asertif

Perilaku asertif bisa merupakan hasil dari proses belajar, seseorang dapat mempelajari dan meningkatkan kemampuan asertif mereka melalui pendidikan, latihan, dan pengalaman.

Melalui proses ini, seseorang dapat memperoleh keterampilan dan kenyamanan dalam mengungkapkan perasaan dan pendapat mereka secara terbuka dan jujur, serta memperhatikan dan mempertimbangkan perasaan dan hak orang lain.

Berikut adalah beberapa cara menumbuhkan perilaku asertif:

  1. Kenali dan pahami kebutuhan dan keinginan sendiri.
  2. Belajarlah untuk berbicara dengan jelas dan tegas, namun tetap sopan dan menghormati orang lain.
  3. Jangan takut untuk mengatakan "tidak" ketika merasa tidak nyaman atau tidak setuju dengan sesuatu.
  4. Berlatihlah untuk mempertahankan pendapat dengan cara yang baik dan sopan.
  5. Percayalah pada kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki, dan jangan ragu untuk mempromosikan diri sendiri.
  6. Latihlah diri untuk tidak terlalu terpengaruh oleh pandangan dan pendapat orang lain.
  7. Berlatihlah untuk berbicara dan berinteraksi dengan orang lain dengan keyakinan dan percaya diri.
  8. Jangan takut untuk meminta bantuan dan pendapat orang lain ketika membutuhkan.
  9. Fokus pada komunikasi yang efektif dan berikan feedback yang positif dan konstruktif.
  10. Latihlah diri untuk membuat keputusan dan mengambil tindakan dengan cepat dan yakin.

Penting diingat bahwa, cara menjadi asertif adalah proses yang berkesinambungan dan memerlukan waktu dan usaha.

Namun dengan latihan dan kesabaran, kemampuan sikap asertif dapat ditingkatkan sehingga dapat membantu dalam menjalani hidup yang lebih baik dan lebih bahagia.

Simpulan

Perilaku asertif adalah cara berinteraksi yang membantu seseorang mempertahankan martabat dan keyakinan diri mereka sambil memperlakukan orang lain dengan hormat dan menghormati pandangan dan perasaan mereka.

Perilaku asertif memiliki beberapa karakteristik, seperti membantu mengatasi masalah, mengekspresikan perasaan dan pendapat dengan jelas, dan mempertahankan hak dan kepentingan diri sendiri tanpa mengurangi hak dan kepentingan orang lain.

Perilaku asertif dapat membantu memperkuat hubungan interpersonal, mengurangi stres, meningkatkan kepercayaan diri, meningkatkan kualitas komunikasi, mengurangi tingkat konflik, membantu mencapai tujuan, dan memperkuat hubungan kerja.

Itulah mengapa perilaku asertif penting dalam kehidupan sehari-hari. Namun harus diingat bahwa, sikap asertif juga memiliki beberapa dampak negatif jika dilakukan secara berlebihan, seperti membuat orang lain merasa terancam atau tidak nyaman sehingga hubungan interpersonal menjadi buruk yang dapat memicu konflik.

Posting Komentar untuk "Contoh dan Cara Menumbuhkan Perilaku Asertif dalam Kehidupan Sehari-hari"