Manfaat Puasa bagi Kesehatan Mental, Tahukah Anda?

Manfaat Puasa bagi Kesehatan Mental

Ramadhan, bulan yang dirindukan umat Islam. Bulan penuh berkah dan ampunan yang didalamnya diwajibkan bagi orang yang beriman untuk menjalankan ibadah puasa.

Puasa dari segi bahasa berarti menahan diri dari segala hal. Dalam syariat Islam, puasa mengandung dua pengertian, yaitu menahan diri dari muftirat dan muhlikat yang dilandasi keimanan dan ketaatan terhadap Allah SWT serta mengharapkan keridhaan-Nya semata.

Muftirat adalah menahan diri dari segala tuntutan jasmaniah seperti makan, minum, dan berhubungan dengan suami-istri sejak terbit fajar sampai matahari terbenam, yang semuanya dihalalkan di luar puasa.

Muhlikat adalah menahan diri dari segala tuntutan nafsu dan syahwat yang menjurus kepada perbuatan dosa (mungkar dan maksiat) seperti berdusta, menista, memfitnah, menghasut, menggunjing, mengadu domba, menipu, dan perbuatan keji yang tidak terpuji lainnya yang diharamkan dalam syariat Islam.

Selain untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT, banyak para ahli yang telah membuktikan manfaat puasa bagi kesehatan mental dan jasmani melalui berbagai penelitian yang dilakukannya.

Apa itu Kesehatan Mental?

Menurut definisi World Health Organization (WHO), kesehatan mental adalah keadaan kesehatan yang memungkinkan seseorang untuk mengatasi tekanan hidup normal, dapat bekerja secara produktif, dan dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi masyarakat.

Kesehatan mental bukan hanya sekedar tidak adanya gangguan mental atau penyakit, tetapi juga mencakup faktor-faktor positif seperti kemampuan untuk menikmati kehidupan, memiliki hubungan yang baik dengan orang lain, dan memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan dan tantangan hidup.

Manfaat Puasa bagi Kesehatan Mental

Dalam kehidupan modern, muncul kecenderungan individu secara lahiriah tampak sehat, terpenuhi kebutuhan material. Namun, apablia ditelisik lebih jauh, sebagian besar individu tersebut cenderung mengalami gangguan mental.

Fakta menunjukkan, lebih dari separuh tempat tidur di semua rumah sakit di Amerika Serikat diisi oleh pasien dengan gangguan mental (Fromm, 1995). Penyakit mental yang cukup parah pada stadium berikutnya akan menggerogoti ketahan fisik mereka.

Gangguan mental ini terjadi karena tidak terpenuhinya kebutuhan psikis dasar yang harus dipuaskan karena nafsu yang ada pada diri manusia sangat dominan, sehingga kebutuhan psikis tidak terpuaskan.

Untuk memuaskan kebutuhan psikis dasar hanya bisa dilakukan dengan mendekatkan diri kepada Allha SWT, salah satunya dengan menjalankan ibadah puasa wajib di bulan ramadhan maupun puasa sunnah untuk meningkatkan kesehatan mental mereka.

Berikut manfaat puasa bagi kesehatan mental.

1. Mendekatkan diri kepada Tuhan

Taqwa merupakan target yang hendak dicapai dari aktivitas puasa, bukan sekedar mencegah makan dan minum sepertihalnya puasa medis.

Taqwa adalah menjaga diri untuk selalu taat menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya.

Menurut Zakiah Daradjat (1995), pelaksanaan agama dalam kehidupan sehari-hari dapat membentengi seseorang dari ganguan jiwa (mental) dan mengembalikan jiwa bagi orang yang gelisah.

Kegelisahan dan kecemasan yang tidak berujung pangkal pada umumnya berakar dari ketidakpuasan dan kekecewaan. Semakin dekat seseorang dengan Allah SWT maka semakin tenteram jiwanya dan mampu menghadapi kekecewaan dan kesukaran dalam hidup.

Sebaliknya, semakin jauh seseorang dari Allah SWT, akan semakin sulit bagi seseorang untuk memperoleh ketenteraman hidup yang pada akhirnya berujung pada gangguan kesehatan mental.

Menurut Al-Balkhi (850-934) seorang dokter dari Persia, badan dan jiwa bisa sehat dan bisa pula sakit, yang disebutnya dengan keseimbangan dan ketidakseimbangan.

Ketidakseimbangan dalam tubuh dapat menyebabkan rasa sakit di badan. Sedangkan ketidakseimbangan dalam jiwa akan menciptakan kemarahan, kegelisahan, kekecewaan, kesedihan, dan gejala-gejala kejiwaan lainnya.

Kekhasan ibadah puasa karena sifatnya yang personal, rahasia antara manusia dengan Allah SWT. Menjadikan puasa merupakan latihan dan ujian kesadaran akan adanyan Allah SWT yang Maha Hadir, yang tidak pernah lengah dalam pengawasan-Nya terhadap perilaku seorang hamba-Nya.

Kesadaran seseorang akan keberadaan Allah SWT ini akan menjadikan seseorang senantiasa mengontrol perilakunya sehingga muncul keseimbangan antara lahiriah dan batiniah, fisik dan psikisnya.

Keseimbangan inilah yang pada akhirnya mendorong munculnya kesehatan mental dan jasmani manusia.

2. Membangun kepercayaan diri

Manfaat puasa bagi kesehatan mental berikutnya adalah membangun percaya diri. Puasa membiasakan kesabaran, menguatkan kemauan, mengajari dan membantu bagaimana menguasai diri, serta mewujudkan dan membetuk ketaqwaan yang kokoh dalam diri seseorang.

Orang yang bertaqwa hanya takut kepada Allah SWT dan mengembalikan semua ikhtiar yang dilakukakan hanya kepada-Nya, sehingga tidak merasakan cemas dan takut akan kegagalan karena keberhasilan dan kegagalan merupakan ketetapan-Nya, manusia hanya diwajibkan berusaha dengan kesungguhan hati.

Selain itu, orang yang bertaqwa meyakini bahwa derajat manusia bukan karena jabatan, pangkat, maupun harta. Mereka percaya bahwa derajat yang paling tinggi di sisi Allah SWT adalah orang yang bertaqwa, mereka tidak menjadi rendah diri karena miskin, juga tidak menjadi sombong karena kaya.

Dr. Alan Cott dalam penelitiannya melaporkan bahwa, terkait dengan penyembuhan kecemasan, seperti penyakit susah tidur, merasa rendah diri, dapat disembuhkan dengan puasa (Jamaludin Ancok, 1998).

3. Mengurangi tekanan jiwa

Masalah utama kesehatan jiwa pada masyarakat modern adalah timbulnya stresor psikososial pada masyarakat, seperti ketidakmampuan mengikuti perkembangan, beban kerja, target yang tidak tercapai, maupun persaingan yang tidak sehat. Kondisi ini menimbulkan jiwa yang resah dan tertekan.

William James (Jamaludin Ancok, 1998) mengatakan bahwa, terapi yang terbaik bagi keresahan jiwa adalah keimanan kepada Tuhan. Jika manusia menundukkan diri di bawah pengarahan Tuhan, maka cita-cita dan keinginan manusia dapat dicapai.

Secara khusus, puasa dapat memberikan ketenangan jiwa karena dalam praktiknya puasa mengajarkan seseorang untuk mengendalikan diri dan menahan hawa nafsu. Dalam prosesnya, seseorang belajar untuk mengatur emosi dan menjaga pikiran agar tidak terlalu terpengaruh oleh hal-hal yang dapat memicu stres atau kecemasan.

Dalam puasa juga diajarkan untuk memperbanyak ibadah dan mengingat Allah SWT. Ini dapat membantu seseorang untuk merasa lebih dekat dengan Tuhan dan merasa lebih tenang dalam hati.

Puasa juga memberikan kesempatan untuk berintrospeksi dan merenungkan diri, sehingga dapat membantu mengatasi rasa gelisah atau kekhawatiran yang mungkin dirasakan.

4. Memupuk toleransi dan solidaritas sosial

Puasa mengajarkan seseorang untuk merasakan bagaimana rasa lapar dan haus. Merasakan betapa perihnya saudara mereka yang kurang mampu menahan haus dan lapar. Membantu untuk lebih memahami dan empati terhadap orang-orang yang mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Puasa juga mengajarkan nilai-nilai kebaikan, seperti kebersamaan, tolong menolong, dan keadilan. Mengajarkan untuk menghindari perilaku yang merugikan orang lain, seperti mencaci atau berkata tidak baik dan merendahkan orang lain.

Dalam konteks yang lebih luas, puasa dapat menjadi momen yang baik untuk membangun hubungan sosial dengan berbagai lapisan masyarakat. Di bulan Ramadan misalnya, terdapat banyak kegiatan sosial seperti pembagian takjil, buka bersama, atau bantuan kepada orang yang kurang mampu.

Melalui kegiatan-kegiatan tersebut, seseorang dapat memupuk toleransi dan solidaritas sosial dengan berinteraksi dengan orang-orang yang berbeda latar belakang.

5. Sebagai pengendalian diri

Menurut Hawari (1995), puasa adalah sebagai pengendalian diri (self control). Jiwa yang sehat ciri utamanya adalah kemampuan pengendalian diri.

Manakala pengendalian diri seseorang terganggu, maka akan timbul reaksi patologik, kelainan dalam alam pikiran, perasaan, dan perilaku. Reaksi yang muncul tidak saja menimbulkan keluhan subyektif pada diri sendiri, tetapi juga mengganggu orang lain dan lingkungan.

Manfaat puasa bagi kesehatan mental adalah menjadi sarana yang efektif untuk mengendalikan diri. Puasa mengajarkan seseorang untuk menahan diri dari hawa nafsu dan keinginan yang berlebihan.

Puasa juga mengajarkan untuk menahan diri dari perilaku yang tidak baik, seperti berkata-kata kasar, berbohong, atau melakukan hal-hal yang dilarang dalam agama.

Dalam prosesnya, puasa membantu seseorang untuk mengendalikan emosi dan menjaga pikiran agar tidak terlalu terpengaruh oleh keinginan yang negatif atau hawa nafsu yang berlebihan.

Puasa dapat membantu seseorang untuk meningkatkan kemampuan pengendalian diri. Kemampuan ini dapat membantu seseorang untuk menghadapi situasi yang sulit atau penuh tekanan dengan lebih baik, karena ia telah terbiasa mengendalikan diri dalam situasi yang kurang nyaman.

Pengendalian diri juga dapat membantu seseorang untuk mencapai tujuan dan meraih kesuksesan dalam kehidupan. Dengan mengendalikan diri, seseorang dapat memfokuskan energi dan waktu untuk melakukan hal-hal yang lebih produktif dan positif.

6. Menyehatkan emosional

Puasa dapat menyehatkan secara emosional dengan cara mengajarkan seseorang untuk mengendalikan emosi dan menahan hawa nafsu. Puasa mengharuskan seseorang menahan diri dari makan dan minum selama periode tertentu, sejak terbit fajar sampai terbenam matahari.

Ini membutuhkan kemampuan untuk mengendalikan diri dan menahan keinginan untuk makan dan minum, yang dapat membantu seseorang untuk mengendalikan emosi dan menghindari perilaku impulsif.

Puasa juga mengajarkan seseorang untuk menahan diri dari perilaku yang tidak baik, seperti berkata-kata kasar, berbohong, atau melakukan hal-hal yang dilarang dalam agama. Puasa membantu seseorang untuk mengendalikan emosi dan menjaga pikiran agar tidak terlalu terpengaruh oleh keinginan yang negatif atau hawa nafsu yang berlebihan.

Puasa juga dapat membantu meningkatkan kualitas tidur. Dalam puasa, umat Muslim disunnahkan bangun dini hari untuk sahur, yang dapat membantu memperbaiki pola tidur. Pola tidur yang baik dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan, sehingga memperbaiki kesehatan emosional seseorang.

7. Melatih kesabaran

Manfaat puasa bagi kesehatan mental adalah melatih kesabaran karena puasa melibatkan penahanan diri dari makan, minum, dan berhubungan suami-istri sebagai kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi. Seseorang perlu bersabar dan mengendalikan hasrat dan keinginan tersebut sejak subuh hingga maghrib.

Ketika seseorang berpuasa, ia belajar untuk mengendalikan hasratnya dan menunggu waktu yang ditentukan sebelum akhirnya dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Hal ini membantu seseorang untuk melatih kesabaran dalam kehidupan sehari-hari, seperti menunggu hasil dari kerja keras, menyelesaikan tugas yang sulit, atau mengatasi masalah dalam hubungan interpersonal.

Puasa juga mengajarkan seseorang untuk sabar dalam menghadapi godaan dan cobaan. Selama puasa, seseorang mungkin merasa lapar, haus, atau lelah, dan dalam menghadapi hal ini, seseorang perlu bersabar dan mengendalikan dirinya.

Dalam kehidupan sehari-hari, kesabaran juga diperlukan untuk menghadapi cobaan dan godaan, seperti merespons kritik atau mengatasi tekanan dari lingkungan sekitar.

Dengan menjalankan puasa yang baik karena Allah SWT, seseorang dapat membiasakan diri untuk bersabar dan mengendalikan diri dalam berbagai situasi kehidupan. Ini dapat membantu seseorang untuk menjadi lebih kuat dan lebih mampu mengatasi tantangan dalam hidup dengan lebih baik.

Aturan Puasa yang Baik bagi Kesehatan Mental dan Jasmani

Puasa bukan hanya terdapat dalam ajaran Islam, pada ajaran agama lain pun terdapat perintah untuk berpuasa. Bahkan, dalam tradisi yang berkembang di masyarakat terdapat beragam bentuk dan cara berpuasa.

Namun, untuk mendapatkan manfaat puasa bagi kesehatan mental dan jasmani perlu mengikuti aturan yang dianjurkan Rasulullah SAW.

  • Tidak menjalankan puasa wishal. Puasa wishal adalah menyambungkan puasa sehari setelah berpuasa tanpa berbuka di antara keduanya (Abdullah Salim Umar Bahammam, 1974). Dalam ajaran Islam melakukan puasa wishal dengan tidak makan dan minum hingga hari berikutnya dan melanjutkan puasa, dihukumi terlarang.
  • Melakukan sahur dan menyegerakan berbuka. Rasulullah SAW mengajurkan memperlambat sahur dan menyegerakan berbuka puasa agar tubuh selalu dalam kondisi yang stabil secara fisik dan mental.
  • Berbuka dengan kurma. Rasulullah SAW menganjurkan kepada orang-orang yang berpuasa untuk berbuka dengan kurma. Jika kurma tidak tersedia bisa diganti dengan memilih makanan atau minuman dengan rasa manis alami, seperti jus buah tanpa gula, dan tidak langsung makan yang berat.

Puasa merupakan ibadah yang berat untuk dilaksanakan, karenanya Allah SWT hanya mewajibkan bagi orang-orang yang beriman. Namun dibalik itu, banyak manfaat puasa bagi kesehatan mental dan jasmani bagi orang yang menjalankannya.

Posting Komentar untuk "Manfaat Puasa bagi Kesehatan Mental, Tahukah Anda?"