Arti Bucin Bahasa Gaul Remaja Tinjauan Psikologis

Arti Bucin Bahasa Gaul Remaja Tinjauan Psikologis

Pacaran merupakan fenomena yang banyak terjadi di kalangan remaja. Pacaran merupakan serangkaian aktivitas bersama yang diwarnai keintiman dan ketertarikan emosi antara pria dengan wanita.

Dalam kajian psikologi, pacaran dikaitkan dengan teori cinta yang menjadi kebutuhan dasar manusia dalam hirarki kebutuhan Maslow. Pacaran sebagai sebuah kebutuhan akan cinta, yakni perasaan kasih sayang, kegembiraan, dan kerinduan untuk menjalin interaksi terhadap orang yang dicintai.

Cinta dapat membuat seseorang mengabaikan kepentingan dirinya sendiri, berusaha untuk menyenangkan dan memenuhi kebutuhan individualitas orang yang dicintai. Dari sinilah kemudian muncul istilah kata bucin atau budak cinta dalam bahasa pergaulan di kalangan remaja.

Lantas, apa arti bucin bahasa gaul gaya pacaran di kalangan remaja ditinjau secara psikologis?

Arti Bucin Bahasa Gaul Remaja dalam Pandangan Teori Psikologi

Arti bucin bahasa gaul yang populer di kalangan remaja merujuk pada orang yang rela melakukan apa saja untuk pasangannya tanpa perasaan dan logika.

Arti bucin dalam bahasa gaul adalah orang yang tergila-gila akan cinta dan mau melakukan apa saja demi menyenangkan hati orang yang dicintai tanpa mendapatkan timbal-balik dari orang tersebut.

Contoh bucin pada remaja seperti mengerjakan tugas-tugas sekolah pacar dengan mengesampingkan tugas sendiri, mengantar-jemput pacar kemana pun ia pergi sampai meninggalkan urusannya sendiri, membelikan barang yang diinginkan sang pacar, bahkan senantiasa siap jika dibutuhkan pacarnya.

Bucin termasuk juga orang-orang yang mempertontonkan secara terang-terangan, tanpa malu maupun risih keromantisan dengan pasangan, rasa sayang, maupun kalimat-kalimat mesra di media sosial.

Orang yang terjebak dalam bucin akan merasa ketagihan terhadap hubungan romantis yang sedang dijalani bersama pacarnya.

Dalam pandangan teori psikologi Sigmund Freud, bucin bisa didefinisikan seseorang yang sedang mengidealisasi orang lain secara sadar maupun tidak, yang ditandai dengan seseorang mencintai orang lain dengan segenap jiwa raga.

Dalam beberapa kasus, ketika rasa cinta terlalu besar dan semua cara dilakukan untuk berkorban demi pasangannya dengan melakukan tindakan di luar akal sehat, maka seseorang sedang mengalami codependent relationship.

Codependent relationship adalah hubungan yang membuat seseorang bergantung pada persetujuan pasangan terhadap segala keputusan yang dibuat.

Codependent relationship ditandai dengan:

  • kurangnya batasan antara diri sendiri dengan orang lain;
  • merasa rendah diri;
  • takut ditolak dan ditinggalkan;
  • meminta maaf atau menerima kesalahan untuk menghindari konflik;
  • menjadi yang orang lain inginkan;
  • mengabaikan kebutuhan sendiri;
  • mementingkan kebutuhan orang lain di atas kebutuhan diri sendiri;
  • mengantisipasi dan bereaksi terhadap kebutuhan orang lain;
  • perlu mengendalikan, termasuk membuat keputusan atau mengatur orang lain;
  • melakukan hal-hal yang membuat diri sendiri merasa tidak nyaman hanya untuk membahagiakan orang lain;
  • mengambil terlalu banyak;
  • mendasarkan suasana hati pada perasaan orang lain, bukan pada emosi diri sendiri;

Codependent relationship dapat menimbulkan kurangnya rasa percaya diri, ketergantungan pada orang lain, mengalami kecemasan, harga diri rendah, gagal mengembangkan potensi diri, serta tidak mendapatkan kepuasan dan kebahagiaan dalam hidupnya.

Tanda Bucin

Merujuk pada arti bucin bahasa gaul, maka terdapat beberapa ciri atau tanda seseorang mengalami gejala budak cinta, seperti:

1. Melulu soal pasangan

Tanda perilaku budak cinta yang pertama adalah sepanjang waktu bersiaga untuk melayani keinginan pacar atau memikirkan apa yang sedang dilakukannya.

Hidup yang dijalani selama 24 jam dan tujuh hari seolah hanya untuk pasangannya, entah statusnya sudah jadian, jadi pacar, atau masih dalam proses pendekatan.

2. Melakukan hal yang tidak masuk akal untuk pasangan

Ciri bucin berikutnya adalah ketika seseorang mulai tunduk dan rela melakukan apa saja yang diminta pasangannya, sekalipun permintaan itu menyulitkan, bahkan terkadang membahayakan dirinya sendiri.

Orang yang terjebak bucin seringkali tidak menyadari pada hal ini. Gejala ini hanya bisa dikenali ketika seseorang yang mengalami budak cinta terbuka pada orang lain, atau menceritakan kisah asmaranya pada teman.

3. Menjauh dari lingkungan pertemanan

Ketika seseorang mulai menarik diri dari pergaulan karena pacarnya, ini bisa menjadi indikator bucin. Tidak pernah ada waktu untuk berkumpul dengan teman, menyempatkan datang ketika diajak berkumpul, atau sekedar menyapa teman sepermainan.

Situasi ini terjadi karena seseorang disibukkan dengan pacarnya, untuk menemaninya ataupun memenuhi permintaan lainnya dengan mengesampingkan kebutuhan atau kepentingannya sendiri.

Faktor Penyebab Bucin

Beberapa faktor yang mempengaruhi remaja mengalami bucin cinta sebagai berikut:

  1. Rasa percaya diri dan penghargaan terhadap diri sendiri yang rendah.
  2. Merasa tidak aman (insecure) dalam menjalin relasi sehingga cenderung menjaga hubungan secara berlebihan, dan bersedia melakukan apapun atau berkorban agar pacarnya tidak beralih atau memutuskan hubungan.
  3. Merasa memiliki kekurangan terkait dengan rasa percaya diri dari segi fisik maupun intelektual.
  4. Takut dan cemas ditinggalkan pacar karena trauma akibat relasi negatif yang terjadi sebelumnya.
  5. Sulit menjalin hubungan baru dengan orang lain sehingga memiliki lingkungan pergaulan yang sempit, tidak memiliki banyak teman, dan cenderung membatasi diri.

Dampak Negatif Bucin

Arti bucin bahasa gaul menunjukkan seseorang mau melakukan apapun demi pacarnya, sehingga tidak menyadari terjebak dalam hubungan yang tidak sehat (toxic relationship).

Berikut beberapa dampak negatif bucin pada remaja:

  1. Dalam menunjukkan cintanya, pelaku bucin biasanya tidak menggunakan logika yang berjalan, hal ini dapat menimbulkan ketidakcintaan kepada dirinya sendiri dan hilangnya kepercayaan diri.
  2. Menyebabkan ketimpangan dalam hubungan karena salah satu pasangan akan melakukan perbuatan yang lebih dibandingkan pasangannya.
  3. Adanya ketimpangan hubungan dapat menimbulkan kekerasan, dalam bentuk pemerasan maupun kekerasan fisik dan psikhis.
  4. Adanya ketergantungan karena pengorbanan-pengorbanan yang sering dilakukan pasangan sehingga seseorang tidak mampu menjalankan aktivitasnya sendiri tanpa bantuan dari pasangannya.
  5. Pelaku budak cinta biasanya akan memberikan waktu luang kepada pacarnya bahkan sampai meninggalkan waktu bersama keluarga dan teman sampai lupa dengan kebahagiaannya sendiri.
  6. Berperilaku posesif atau mengekang terhadap pacar, tidak boleh berhubungan dengan lawan jenis lain yang menimbulkan kecemburuan sehingga dapat memicu pertengkaran dan kekerasan.
  7. Bucin berpotensi mendorong perilaku pacaran yang salah, seperti melakukan hubungan badan sebelum nikah atau perzinahan.

Bagaimana Terhindar dari Bucin?

Arti bucin bahasa gaul merupakan gaya pacaran yang tidak sehat di kalangan remaja karena mengabaikan perasaan dan logika akal sehat.

Untuk menghindari terjebak menjadi budak cinta, maka seseorang harus membangun hubungan yang sehat yang ditandai dengan komponen saling percaya, komunikasi, keintiman, dan komitmen.

1. Saling percaya

Menurut pendapat Maslow, hubungan pacaran dapat dijelaskan sebagai sebuah kebutuhan akan cinta yakni perasaan kasih sayang, kegembiraan, dan kerinduan untuk menjalin interaksi dengan orang lain, terutama orang yang dicintai.

Cinta merujuk pada kemampuan individu membangun hubungan yang sehat dan penuh kasih mesra satu sama lain, termasuk sikap saling percaya tentang apa yang dilakukan oleh pasangannya.

2. Komunikasi

Komunikasi merupakan dasar terbinanya hubungan yang baik. Pacaran menjadi kesempatan seseorang untuk mengenal satu sama lain dengan bertukar informasi tentang dirinya dan pasangannya.

Pacaran yang sehat adalah bagaimana komunikasi berjalan dua arah, seseorang tidak mendominasi atau mendikte apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan oleh pasangannya.

3. Keintiman

Keintiman merupakan elemen emosi yang didalamnya terdapat unsur kehangatan, kepercayaan, saling menghormati satu sama lain, keterbukaan, dan keinginan untuk membina hubungan.

Pacaran yang baik adalah yang memahami perasaan pasangannya, tidak hanya terbatas pada kedekatan fisik saja tetapi juga kedekatan secara emosional dan rasa kepemilikan untuk menjaga pasangannya.

4. Komitmen

Komitmen dalam berpacaran adalah bentuk tindakan yang didasari logika dan perasaan untuk menerima pasangan tanpa syarat, turut menjaga serta melindungi suatu hubungan dari masa kritis.

Pacaran yang sehat harus diawali dengan sebuah komitmen, mengapa memutuskan untuk mencintai seseorang, kemana arah hubungan akan dibawa, dan bagaimana memelihara cinta agar hubungan tetap terjaga.

Simpulan

Secara psikologis, pacaran merupakan kebutuhan dasar manusia akan cinta, kasih sayang, dan rasa memiliki-dimiliki. Namun demikian, ketika seseorang terjebak dalam budak cinta atau bucin maka perilaku pacaran menjadi tidak sehat.

Arti bucin bahasa gaul merujuk pada perilaku seseorang yang rela melakukan dan mengorbankan apapun demi menyenangkan hati pacarnya tanpa menghiraukan perasaan dan logika akal sehat.

Sebagian orang menganggap bucin sebagai hal yang wajar, namun bucin yang ekstrim dapat menimbulkan dampak negatif, seperti kekerasan dalam hubungan, penyimpangan perilaku pacaran, sampai pada terganggunya kehidupan pribadi dan sosial.

Untuk menghindari perilaku bucin maka hubungan yang terjalin selama pacaran harus mengedepankan sikap saling percaya, komunikasi dua arah, menjaga perasaan pasangannya, dan berkomitmen untuk saling menjaga agar hubungan tetap berjalan dengan baik sesuai dengan norma susila dan agama.

Namun demikian, daripada pacaran apalagi menjadi budak cinta, dalam arti bucin bahasa gaul, lebih baik energi dan pikiran dipergunakan untuk merencanakan karir di masa depan dengan mengembangkan hobi, bakat maupun minat.

Posting Komentar untuk "Arti Bucin Bahasa Gaul Remaja Tinjauan Psikologis"