Contoh Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik serta Pengembangannya

Contoh Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik

Perkembangan anak dapat dilihat dan dinilai menggunakan faktor atau aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Apa perbedaan kognitif, afektif, dan psikomotorik? Seperti apa contoh kognitif, afektif, dan psikomotorik?

Perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik dapat diketahui ketika Anda memahami serta mempelajari lebih dalam tentang ketiga faktor tersebut. Simak langsung informasi tentang pengertian beserta contoh perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik melalui artikel ini!

Konsep Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik

Pada tahun 1956, Benjamin Bloom seorang psikolog bersama rekan-rekannya melakukan penelitian serta pengembangan tentang kemampuan berpikir seseorang di dalam proses belajar. Penelitian tersebut menghasilkan suatu teori bernama Taksonomi Bloom.

Taksonomi Bloom membahas tentang tiga model hirarki kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ketiga model hierarki tersebut digunakan untuk klasifikasi dan penilaian perkembangan pendidikan anak.

Ketiga aspek tersebut juga digunakan untuk mengetahui perkembangan kemajuan proses belajar anak-anak. Selain itu, ketiga aspek tersebut dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan anak dalam menyerap dan memahami suatu materi pembelajaran.

Tidak jarang juga, aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik digunakan untuk menilai efektivitas suatu metode belajar atau metode pembelajaran dan media pembelajaran yang diterapkan. Aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik memang memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan.

Anak-anak yang mempelajari dan memiliki kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik yang baik tentunya akan mendapatkan banyak manfaat. Anak-anak tidak hanya mengerti suatu konsep pelajaran, tetapi juga dapat mengembangkan kemampuan emosional serta motorik dalam penerapannya.

Proses belajar dan latihan mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik pastinya akan membuat anak mampu mengembangkan kemampuan yang ada di dalam dirinya secara lebih optimal.

Pengertian Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik

Sebelum mempelajari tentang contoh kognitif, afektif, dan psikomotorik, Anda harus mengetahui serta memahami ketiga model atau aspek dalam Taksonomi Bloom tersebut.

Berikut ini penjelasan lebih lengkap tentang pengertian dan definisi ketiga aspek tersebut!

1. Aspek Kognitif

Kognitif menjadi salah satu aspek utama di dalam kurikulum pendidikan sekaligus sebagai tolak ukur penilaian perkembangan anak. Aspek yang satu ini berasal dari bahasa latin “cognition” yang memiliki arti pengenalan.

Artinya, aspek kognitif lebih mengacu pada proses pengenalan untuk mengetahui sesuatu konsep. Aspek kognitif juga bisa dikaitkan dengan kemampuan penalaran atau proses berpikir. Kognitif juga berhubungan erat dengan aktivitas otak dalam mengembangkan kemampuan rasional.

Kognitif meliputi apa saja? Pada dasarnya kognitif meliputi 6 faktor atau aspek yang lebih rinci, yaitu:

1.1 Pengetahuan/ Hafalan/ Ingatan (Knowledge)

Berkaitan dengan kemampuan untuk mengenali dan juga mengingat berbagai materi pembelajaran yang sudah dipelajari. Pengetahuan dapat berupa materi atau teori sederhana hingga kompleks yang memerlukan kedalaman kemampuan dalam berpikir.

1.2 Pemahaman (Comprehension)

Memahami suatu materi pembelajaran dilakukan dalam bentuk translasi, interpretasi, dan ekstrapolasi. Kemampuan ini mencakup kemampuan untuk mendemonstrasikan suatu fakta atau gagasan.

1.3 Penerapan (Application)

Anak-anak diharapkan mampu menggunakan materi berupa aturan atau prinsip yang sudah dipelajari dalam kehidupan nyata. Selain itu, diharapkan juga anak-anak bisa menerapkan konsep abstrak atau ide dari materi teori yang sudah dipelajari.

1.4 Analisis (Analysis)

Kemampuan analisis melibatkan proses atau kegiatan pengujian dan pemecahan informasi ke berbagai hubungan. Di dalam kategori analisis terdapat 3 aspek penting yaitu analisis elemen, analisis hubungan, dan juga analisis organisasi.

1.5 Sintesis (Synthesis)

Sintesis berupa kemampuan menjelaskan struktur atau pola yang belum dilihat sebelumnya dan mampu mendeskripsikan atau menjelaskan pola baru tersebut.

1.6 Penilaian/ Evaluasi (Evaluation)

Berupa kemampuan untuk dapat berpikir dan memberikan penilaian terhadap sesuatu untuk tujuan tertentu. Evaluasi atau penilaian dapat dilakukan berdasarkan kriteria internal dan eksternal.

Cara mengembangkan kemampuan kognitif sangat beragam tergantung usia anak. Secara sederhana, kemampuan kognitif anak dapat dilatih dengan membaca buku, bermain permainan edukatif, dan lain sebagainya.

2. Aspek Afektif

Selain memahami tentang aspek kognitif, Anda juga harus memahami tentang aspek afektif sebelum belajar tentang contoh kognitif, afektif, dan psikomotorik. Memangnya, apa yang dimaksud dengan afektif?

Afektif adalah kemampuan seseorang yang berkaitan erat dengan berbagai emosi atau perasaan di dalam dirinya. Misalnya, penghargaan, perasaan, minat, semangat, nilai, sikap terhadap suatu kondisi, dan lain sebagainya.

Aspek afektif dapat dikelompokkan berdasarkan kategori tertentu, yaitu:

2.1 Penerimaan (Receiving)

Anak-anak diharapkan mampu memperhatikan dan memberikan respon stimulasi yang tepat untuk menunjukkan penghargaan kepada orang lain.

2.2 Responsif (Responsive)

Kemampuan ini terlihat ketika anak-anak tertarik terhadap suatu hal dan memutuskan untuk ikut terlibat di dalamnya.

2.3 Penilaian (Value)

Berkaitan erat dengan penerimaan, penolakan, atau bahkan tidak menyatakan pendapat terhadap suatu kejadian.

2.4 Organisasi (Organization)

Kemampuan dalam menyatukan nilai-nilai yang berbeda atau menyelaraskan berbagai perbedaan yang ditemukan.

2.5 Karakterisasi (Characterization)

Menunjukkan tingkah laku yang dilakukan sesuai karakteristik pribadi, meliputi keteraturan pribadi, sosial, dan emosi.

Perkembangan kemampuan afektif dapat dilakukan dengan cara melatih kemampuan menyampaikan emosi melalui ekspresi, menerapkan nilai atau norma tertentu, dan lain sebagainya.

3. Aspek Psikomotorik

Selain aspek kognitif dan afektif, Anda juga harus memperhatikan kemampuan psikomotorik pada perkembangan anak. Apa itu aspek psikomotorik? Pengertian psikomotorik adalah kemampuan yang berkaitan erat dengan gerakan fisik atau perilaku.

Aspek psikomotorik dapat dilihat atau dinilai dengan mengukur kemampuan anak berdasarkan jarak, kecepatan, teknik, ketepatan, dan cara melakukan suatu kegiatan.

Terdapat tujuh kategori yang terdapat pada aspek psikomotorik, yaitu:

  • Peniruan
  • Kesiapan
  • Respon Terpimpin
  • Mekanisme
  • Respon Tampak Kompleks
  • Adaptasi
  • Penciptaan

Contoh Kognitif Afektif dan Psikomotorik

Seperti apa contoh aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik pada anak-anak? Berikut ini beberapa contoh sikap kognitif, afektif, dan psikomotorik yang harus Anda ketahui, yaitu:

1. Contoh Kemampuan dan Perilaku Kognitif

Berikut ini beberapa contoh dari perilaku kognitif pada anak-anak, yaitu:

  • Mengingat materi pembelajaran
  • Memecahkan masalah
  • Membangun suatu ide atau gagasan
  • Menghubungkan satu hal dengan hal lainnya
  • Memahami konsep sebab akibat
  • Berpikir kritis
  • Berpikir logis
  • Berpikir sistematis
  • Memiliki imajinasi
  • Mampu melakukan penilaian atau evaluasi

2. Contoh Kemampuan dan Perilaku Afektif

Berikut ini beberapa contoh dari perilaku afektif pada anak-anak, yaitu:

  • Mendengarkan perkataan atau pendapat dari orang lain.
  • Ikut diskusi dengan tema tertentu
  • Memberi usulan kegiatan kelompok
  • Memiliki perasaan suka terhadap sesuatu
  • Menyukai kebudayaan tertentu
  • Menyayangi dan mencintai seseorang
  • Merasa sedih melihat kesedihan orang lain
  • Senang menolong atau membantu orang lain
  • Mampu bersikap adil

3. Contoh Kemampuan dan Perilaku Psikomotorik

Berikut ini beberapa contoh dari perilaku psikomotorik pada anak-anak, yaitu:

  • Meniru gerakan orang lain
  • Dapat melakukan gerakan kompleks
  • Membuat gerakan-gerakan baru
  • Kemampuan berlari, melompat, dan gerakan lainnya
  • Keterampilan dalam menari

Cara Mengembangkan Kemampuan Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik

Banyak pemahaman di masyarakat bahwa, keberhasilan seseorang ditentukan oleh tingkat intelektualitasnya. Semakin tinggi IQ seseorang membuat derajat kesuksesan lebih tinggi di sekolah, pekerjaan, maupun kehidupan sosialnya.

Faktanya, hasil penelitian terbaru menemukan bahwa 85 persen kesuksesan seseorang ditentukan oleh karakternya, 15 persen lainnya oleh kecerdasan dan keterampilan teknis.

Olehkarenanya, untuk mencapai kesuksesan maka seseorang harus berkembang aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara bersamaan.

Setelah kita memahami contoh kognitif, afektif, dan psikomotorik maka pertanyaannya, bagaimana cara mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik anak?

1. Kemampuan Kognitif

Ada beragam cara yang dapat dilakukan orang tua maupun pendidik untuk mengembangkan kemampuan kognitif anak, diantaranya:

  • Berikan anak beragam jenis mainan edukasi seperti sudoku, puzzle, scrabble, teka-teki, kartu, dll. untuk stimulasi intelektual dan merangsang pemikiran anak.
  • Tingkatkan keterampilan pemahaman dan berbahasa anak dengan membacakan buku-buku yang bermutu secara teratur.
  • Ajarkan anak untuk berfikir kritis dan reflektif dengan mengajukan pertanyaan terbuka kepada anak agar mereka dapat mengungkapkan pendapat mereka, bukan hanya sekedar jawaban singkat.
  • Perkaya pengalaman intelektual anak dengan melakukan eksplorasi, seperti mengajak mereka ke alam terbuka, museum, atau tempat-tempat edukasi lainnya. Mintalah kepada anak untuk menceriterakan kembali pengalaman apa yang mereka peroleh dari tempat-tempat yang dikunjungi tersebut.
  • Ajak anak bermain peran, kemudian diskusikan hal-hal yang berkaitan dengan peran yang yang dimainkan seperti tantangan atau syarat untuk mencapainya. Diskusi terhadap peran tertentu dapat meningkatkan daya imajinasi, pemecahan masalah, maupun memperkenalkan beragam disiplin ilmu pada anak.

2. Kemampuan Afektif

Untuk mengembangkan kemampuan afektif anak, yang perlu dilakukan orang tua adalah:

  • Dorong anak berbicara secara terbuka tentang perasaan mereka, emosi yang mereka rasakan. Dengarkan dengan penuh perhatian, jangan menyela atau memotong selagi mereka berbicara. Bantu mereka mengidentifikasi dan memberi nama pada emosi yang mereka rasakan.
  • Anak adalah peniru ulung, mereka akan meniru perilaku orang dewasa di sekitarnya. Berikan contoh bersikap dan berperilaku yang baik agar anak dapat mengembangkan keterampilan sosial dengan baik.
  • Konflik adalah hal yang biasa terjadi pada anak, bantu mereka memahami konflik yang terjadi dan ajarkan pada mereka cara mengatasi konflik secara damai.
  • Bantu anak memahami perasaannya sendiri dan perasaan orang lain dengan mendiskusikan situasi yang mereka alami maupun yang dialami orang lain.
  • Bantu anak memahami perspektif orang lain, menghargai dan menghormati perbedaan yang terjadi.
  • Berikan dukungan positif melalui pujian maupun reward untuk mendorong kepercayaan diri dan meningkatkan harga diri yang akan membentuk kepribadian anak secara positif.

3. Kemampuan Psikomotorik

Masa anak-anak adalah masa bermain, untuk mengembangkan kemampuan psikomotorik anak maka dorong anak untuk bermain secara aktif, seperti:

  • Berpartisipasi dalam kegiatan olahraga dan aktivitas fisik lainnya sesuai dengan usia mereka untuk mengembangkan keterampilan motorik kasar.
  • Dorong anak untuk melakukan kegiatan kreatif, seperti melukis, kerajinan tangan, maupun bermain musik untuk mengembangkan keterampilan motorik halus.
  • Ajak anak dalam kegiatan proyek sederhana yang melibatkan tugas manual yang melibatkan pemikiran taktis dan konstruktif, seperti menyusun balok kayu atau puzzle untuk meningkatkan keterampilan koordinasi dan pemecahan masalah.
  • Ajak anak bermain peran dimana mereka memerankan karakter tertentu untuk mengembangkan keterampilan koordinasi tangan-mata dengan melakukan tindakan dan gerakan sesuai dengan karakter yang diperankan.

Penutup

Sesuai dengan Taksonomi Bloom, proses belajar dikelompokkan menjadi tiga sasaran, aspek kognitif (kecerdasan), afektif (sikap, nilai, moral), dan psikomotorik (keterampilan).

Ketika proses belajar hanya mengedepankan aspek kognitif dan psikomotorik, maka akan menghasilkan orang-orang yang pintar dan terampil, tapi miskin moral.

Sebaliknya, ketika proses belajar mengupayakan perkembangan ketiga aspek tersebut, maka seseorang akan menjadi manusia yang utuh. Menjadi individu yang cerdas, pintar, terampil, berakhlak mulia, dan bermoral.

Mudah-mudahan artikel contoh kognitif, afektif, dan psikomotorik ini bermanfaat. Salam Guru BK!

Posting Komentar untuk "Contoh Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik serta Pengembangannya"